
Permasalahan Guru dan Siswa Sekolah Rakyat yang Mundur Telah Terselesaikan
Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memastikan bahwa kendala terkait mundurnya sejumlah calon guru dan siswa Sekolah Rakyat telah berhasil diatasi. Proses pembelajaran di sekolah tersebut tetap berjalan lancar sejak dibuka pada 14 Juli lalu.
“Untuk yang mundur, baik guru maupun siswa, sudah ada penggantinya. Bagi orang tua siswa yang masih ragu, kami terus berupaya meyakinkan mereka. Jika tetap tidak bersedia, kami siap mencari alternatif lain. Tidak ada gangguan dalam kegiatan belajar,” tegas Gus Ipul.
Menurutnya, sebagian besar kasus pengunduran diri terjadi sebelum tahun ajaran dimulai. Dari sekitar 100 calon siswa yang mengundurkan diri, semuanya telah digantikan sehingga aktivitas belajar-mengajar tetap berjalan optimal. Sementara itu, untuk tenaga pengajar, tercatat 9,7% yang mundur, dan siswa sekitar 1,4%. Namun, semua kebutuhan guru dan murid kini telah terpenuhi.
“Kami menghormati keputusan mereka. Mungkin ada yang sudah diterima sebagai P3K di daerahnya atau terkendala jarak domisili. Kami memaklumi hal itu. Apalagi, Prof. Mu’ti (Mendikdasmen Abdul Mu’ti) memiliki cadangan puluhan ribu guru lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Jadi, semuanya sudah beres,” jelasnya.
Gus Ipul juga mengungkapkan bahwa minat siswa Sekolah Rakyat paling tinggi berada di bidang teknik, diikuti oleh kesehatan, hukum, dan berbagai disiplin ilmu lainnya, termasuk profesi dosen.
143 Guru Tidak Memenuhi Panggilan
Sebelumnya, Gus Ipul menegaskan bahwa sejumlah guru Sekolah Rakyat yang dinyatakan lulus seleksi ternyata tidak memenuhi panggilan untuk bertugas.
“Lebih tepat disebut tidak memenuhi panggilan, bukan mengundurkan diri. Mereka dinyatakan lolos, tetapi tidak datang ke Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Hal ini menanggapi kabar tentang 160 guru yang mundur. Dari total 1.469 guru yang lulus seleksi, sebanyak 143 orang (9,7%) tidak hadir. Mereka kemudian secara resmi menyatakan mundur melalui sistem CASN Badan Kepegawaian Negara (BKN).
“Sebanyak 143 guru pengganti juga telah diterima untuk mengisi posisi yang kosong,” tambahnya. Gus Ipul menegaskan bahwa seluruh proses telah sesuai dengan mekanisme kepegawaian yang berlaku.
115 Siswa Memilih Mundur
Sebanyak 115 siswa Sekolah Rakyat atau 1,4% dari total yang diterima dilaporkan mengundurkan diri. Gus Ipul memaparkan bahwa mayoritas siswa yang mundur berasal dari Jawa dan Sulawesi.
“Di Kalimantan ada 10 siswa, Sumatera 26 siswa, Jawa dan Sulawesi masing-masing 35 siswa. Sementara di Bali dan Nusa Tenggara 4 siswa, serta Maluku 5 siswa yang mengundurkan diri,” jelasnya.
“Alhamdulillah, di Papua tidak ada kasus serupa,” tambah Gus Ipul.