
Tragedi Balita Sukabumi Jadi Pengingat Pentingnya Pemutakhiran Data Warga Rentan
Meninggalnya RY, seorang balita asal Sukabumi yang diduga mengalami infeksi berat, menjadi momentum pembelajaran bagi pemerintah dalam memperkuat sistem perlindungan sosial. Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menegaskan, peristiwa ini menyoroti urgensi pemutakhiran data warga miskin dan rentan agar bantuan sosial tepat sasaran.
Pendataan sebagai Langkah Strategis
Gus Ipul menjelaskan bahwa pendataan warga merupakan bagian dari program konsolidasi data nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Namun, masih banyak masyarakat yang belum tercatat dalam sistem, baik di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) maupun Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional.
“Ini pembelajaran agar kita bisa mendeteksi warga yang benar-benar membutuhkan perlindungan sosial,” ujarnya saat ditemui di Gedung Aneka Bhakti, Kementerian Sosial, Jakarta, Minggu (24/8/2025).
Kolaborasi untuk Pemutakhiran Data
Gus Ipul mengajak seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk berperan aktif dalam memperbarui data. Kementerian Sosial telah turun ke lokasi untuk menilai kondisi keluarga RY. Kakak dan adik korban kini sedang diproses untuk mendapat pendampingan di sentra Kemensos setempat.
“Assessment sudah dilakukan, dan insyaallah mereka akan dibawa ke sentra kami di Sukabumi,” jelasnya.
Sinergi Pemerintah hingga Tingkat Desa
Menurut Gus Ipul, kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, hingga aparat desa dan RT/RW sangat krusial untuk memastikan data akurat. Dengan demikian, intervensi sosial bisa diberikan lebih cepat dan efektif.
“Kita harus bersinergi dengan daerah, terutama di tingkat desa dan RT/RW, agar data yang dihasilkan tepat. Ini dasar untuk langkah intervensi yang akurat,” tegasnya.
Kronologi Kasus RY
RY, balita asal Kampung Padangenyang, Sukabumi, meninggal pada 22 Juli 2025 dalam kondisi tubuh penuh cacing. Anak pasangan Udin (32) dan Endah (38) ini sempat dirawat di RSUD R Syamsudin SH, di mana cacing dengan total berat hampir satu kilogram berhasil dikeluarkan dari tubuhnya.
Kasus ini kini mendapat perhatian luas, termasuk dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang turut memantau perkembangan penanganannya.