
JAKARTA, KOMPAS.com – PT MRT Jakarta (Perseroda) menggelar simulasi untuk menguji skenario serangan teror di dalam terowongan kereta yang hanya berjarak 4,7 meter dari pagar Istana Negara. Langkah ini diambil sebagai bentuk kewaspadaan terhadap potensi ancaman di kawasan strategis tersebut.
Indra Gunawan, Kepala Divisi Project Manager Construction 2 MRT Jakarta, mengungkapkan bahwa simulasi dilakukan karena sejak awal pembangunan, pihak Istana memberikan perhatian khusus terhadap jarak terowongan yang sangat dekat dengan kompleks kepresidenan.
“Saat pengerjaan terowongan, ada kekhawatiran dari Istana terkait kedekatan lokasi. Karena itu, kami melakukan simulasi untuk mengantisipasi kemungkinan terowongan digunakan oleh teroris,” jelas Indra dalam acara MRTJ Fellowship Program 2025 di Jakarta, Selasa (27/8/2025).
Mengandalkan Teknologi Virtual untuk Simulasi
Indra menjelaskan, simulasi dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai skala ledakan, mulai dari 5 hingga 50 TNT. Namun, pengujian tidak dilakukan secara fisik di dalam terowongan, melainkan menggunakan teknologi simulasi canggih.
“Berdasarkan hasil simulasi, jika terjadi ledakan di terowongan, dampak terbesar akan dirasakan di area pagar Istana Negara,” ujarnya.
Pagar Istana Diperkuat sebagai Bentuk Antisipasi
Sebagai tindakan pencegahan, MRT Jakarta melakukan penguatan struktur pagar Istana Negara. Proyek ini telah selesai pada awal Agustus 2025 dan diserahkan kepada pihak Istana sebelum peringatan HUT RI ke-80.
“Alhamdulillah, pekerjaan penguatan pagar sudah selesai awal Agustus lalu, tepat sebelum upacara 17 Agustus,” kata Indra.
Terowongan yang berdekatan dengan Istana Negara merupakan bagian dari jalur MRT Jakarta Fase 2A, menghubungkan Stasiun Monas dan Stasiun Harmoni. Proyek ini merupakan lanjutan dari pembangunan MRT Fase 2A yang membentang dari Bundaran HI hingga Kota.