Musim pancaroba, peralihan antara cuaca panas dan hujan, sering kali membawa serta sederet gangguan kesehatan yang tak diinginkan. Tubuh seakan kewalahan menghadapi perubahan ekstrem, memunculkan gejala seperti kelelahan, batuk, pilek, hingga demam. Apa sebenarnya yang terjadi?
Stres Metabolik: Tantangan Tubuh di Tengah Perubahan Cuaca
Ketika suhu dan tekanan udara berubah drastis, tubuh dipaksa bekerja ekstra untuk beradaptasi. Kondisi ini memicu stres metabolik, menguras energi yang seharusnya digunakan untuk menjaga sistem kekebalan. Akibatnya, pertahanan alami tubuh melemah, membuatnya lebih rentan terhadap serangan penyakit.
Antibodi vs. Kuman: Pertarungan yang Tidak Seimbang
Menurut Dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A, cuaca ekstrem menghambat produksi antibodi, sementara virus dan bakteri justru semakin aktif. Ditambah lagi, perubahan tekanan udara dan kecepatan angin saat pancaroba membantu kuman yang biasanya menetap di tanah untuk beterbangan di udara. Hal ini meningkatkan risiko penularan penyakit, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Langkah Praktis Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba
Untuk mengurangi risiko sakit, beberapa langkah sederhana bisa dilakukan:
- Perkuat daya tahan tubuh dengan makanan bergizi dan asupan vitamin C, D, serta Zinc.
- Biasakan cuci tangan secara teratur dan gunakan masker di tempat umum.
- Jika gejala sakit muncul, istirahatlah di rumah untuk mencegah penularan.
Dengan langkah-langkah ini, tubuh bisa lebih siap menghadapi tantangan musim pancaroba.






