Indonesian:
Kabar ledakan *speaker* di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, sempat membuat orang tua siswa dilanda kepanikan. Informasi awal yang beredar menyebutkan peristiwa tersebut terjadi di lingkungan sekolah, memicu respons cepat dari para wali murid.
Salah seorang orang tua, Fatimah (42), mengaku baru menerima pemberitahuan sekitar pukul 12.33 WIB, padahal ledakan terjadi lebih awal, yakni pukul 12.15 WIB. Saat itu, ia sedang berada di tempat kerja.
Baca juga: [Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta: Pendiam, Korban Bully dan Suka Video Gore](https://megapolitan.kompas.com/read/2025/11/07/20573371/terduga-pelaku-ledakan-sman-72-jakarta-pendiam-korban-bully-dan-suka)
“Informasi ini disampaikan melalui grup WhatsApp resmi wali murid. Karena wali kelas anak saya tidak masuk hari itu, pemberitahuannya agak terlambat,” jelas Fatimah saat dijumpai di Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat malam.
Ia mengisahkan, pesan dari wali kelas hanya menyebutkan ada ledakan *speaker* dan para siswa sedang dievakuasi. “Saya sempat bertanya-tanya, kenapa sampai harus dievakuasi? Apa ledakannya sangat besar?” ujarnya.
Kekhawatiran Fatimah semakin bertambah ketika melihat banyak orang tua di grup WhatsApp meminta izin untuk segera menjemput anak-anak mereka. Setelah mendapat persetujuan sekolah, ia dan sejumlah wali murid lain langsung bergegas ke SMAN 72.
“Saat tiba di lokasi, suasana sudah sangat ramai. Banyak polisi, tim Gegana, dan petugas lainnya berjaga,” kata Fatimah. Baru kemudian ia mengetahui bahwa anaknya, L (15), berada di masjid saat ledakan terjadi.
L mengalami gangguan pendengaran akibat ledakan dan sempat dilarikan ke RS Islam Cempaka Putih bersama korban lain. Setelah diperiksa, dokter memperbolehkannya pulang dengan syarat kontrol rutin dalam beberapa minggu ke depan.
Baca juga: [Dasco: Pelaku Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Berusia 17 Tahun](https://megapolitan.kompas.com/read/2025/11/07/17540891/dasco-pelaku-ledakan-di-sman-72-kelapa-gading-berusia-17-tahun)
Kejadian ini bermula pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB, saat shalat Jumat tengah berlangsung di masjid sekolah. Hingga kini, penyebab ledakan masih dalam penyelidikan.
Dari total 54 korban yang dilarikan ke RS Islam Jakarta dan RS Yarsi, 21 di antaranya telah diperbolehkan pulang. Sementara 33 orang masih menjalani perawatan.
Baca juga: [Kronologi Ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara](https://megapolitan.kompas.com/read/2025/11/07/15202591/kronologi-ledakan-di-sman-72-kelapa-gading-jakarta-utara)
*Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. [Download sekarang](https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle)*
—
English:
Reports of a *speaker* explosion at SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, initially sent parents into a panic. The early information suggested an incident had occurred within the school premises, prompting swift reactions from concerned guardians.
One parent, Fatimah (42), said she only received the notification around 12:33 PM local time, even though the explosion had taken place earlier at 12:15 PM. At the time, she was at work.
Read also: [Suspected Perpetrator of SMAN 72 Jakarta Explosion: Quiet, Bullying Victim, and Liked Gore Videos](https://megapolitan.kompas.com/read/2025/11/07/20573371/terduga-pelaku-ledakan-sman-72-jakarta-pendiam-korban-bully-dan-suka)
“The message came through the official parents’ WhatsApp group. Since my child’s homeroom teacher was absent that day, the information was delayed,” Fatimah explained when met at Cempaka Putih Islamic Hospital in Central Jakarta on Friday evening.
She recalled that the teacher’s message only mentioned a *speaker* explosion and that students were being evacuated. “I wondered, why evacuate? Was the blast that severe?” she said.
Her anxiety grew as more parents in the WhatsApp group sought permission to pick up their children immediately. After getting approval from the school, Fatimah and other guardians rushed to SMAN 72.
“By the time we arrived, the scene was chaotic. Police, bomb squad (Gegana), and other officials were everywhere,” Fatimah recounted. It was then that she learned her 15-year-old child, L, had been inside the mosque during the explosion.
L suffered hearing damage and was among those rushed to Cempaka Putih Islamic Hospital. After medical evaluation, doctors allowed L to go home but advised follow-up check-ups in the coming weeks.
Read also: [Dasco: Perpetrator of SMAN 72 Kelapa Gading Explosion is 17 Years Old](https://megapolitan.kompas.com/read/2025/11/07/17540891/dasco-pelaku-ledakan-di-sman-72-kelapa-gading-berusia-17-tahun)
The incident occurred around 12:15 PM on Friday (7/11/2025) during Friday prayers at the school mosque. The exact cause remains under investigation.
Of the 54 victims taken to Jakarta Islamic Hospital and Yarsi Hospital, 21 have been discharged, while 33 are still receiving treatment.
Read also: [Chronology of the SMAN 72 Kelapa Gading, North Jakarta Explosion](https://megapolitan.kompas.com/read/2025/11/07/15202591/kronologi-ledakan-di-sman-72-kelapa-gading-jakarta-utara)
*In every situation, KOMPAS.com is committed to providing clear facts from the field. Keep following updates on this topic and important notifications in the KOMPAS.com App. [Download now](https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle)*




