
Perceraian di Usia Senja: Ketika Identitas yang Terbentuk dari Pernikahan Tiba-tiba Runtuh
Pasangan yang memutuskan bercerai di usia lanjut, terutama setelah lebih dari 20 tahun membina rumah tangga, sering kali menghadapi tantangan unik. Fenomena ini dikenal sebagai *grey divorce*, dan salah satu dampak terbesarnya adalah krisis identitas. Selama puluhan tahun, suami atau istri mungkin telah menganggap peran mereka dalam pernikahan—sebagai ayah, ibu, atau pasangan—sebagai inti dari jati diri mereka. Ketika pernikahan berakhir, hilangnya peran tersebut bisa menimbulkan kebingungan mendalam.
Identitas yang Terkikis karena Terlalu Melekat pada Status Pernikahan
Menurut psikolog klinis Fitri Jayanthi, banyak individu dalam *grey divorce* baru menyadari bahwa mereka telah lama mengabaikan identitas pribadi di luar pernikahan. “Mereka terbiasa melihat diri sebagai bagian dari pasangan atau keluarga, bukan sebagai individu yang mandiri,” ujarnya. Ketika perceraian terjadi, “pencabutan” peran-peran itu bisa terasa seperti kehilangan sebagian dari diri sendiri.
Dampak yang Lebih Dalam: Kesepian dan Stigma Sosial
Situasi ini semakin rumit jika anak-anak telah dewasa dan hidup terpisah (*empty nest syndrome*). Tanpa dukungan keluarga inti, mantan pasangan harus beradaptasi dengan kehidupan baru yang mungkin terasa asing. Ditambah lagi, tekanan sosial terhadap status duda atau janda di usia senja sering kali memperberat beban emosional.
Psikolog klinis Diandra Ayu Citi Wardhani menekankan bahwa kehilangan pasangan bukan hanya tentang kehilangan teman hidup, tetapi juga hilangnya sosok yang selama ini menjadi tempat berbagi cerita dan pengalaman. “Ini bisa mengganggu stabilitas emosional dan cara seseorang memandang dirinya,” jelasnya.
Faktor-faktor yang Memperparah Krisis Identitas
Beberapa elemen yang membuat *grey divorce* begitu menantang meliputi:
- Ketiadaan peran pengasuhan: Anak yang sudah mandiri meninggalkan “kekosongan” dalam kehidupan orang tua.
- Konflik yang terpendam: Masalah yang tidak terselesaikan selama bertahun-tahun bisa memicu keputusan cerai di usia tua.
- Hilangnya dukungan emosional: Pasangan yang sebelumnya menjadi sandaran kini tidak lagi ada.
Proses membangun kembali identitas pasca-perceraian membutuhkan waktu dan kesadaran untuk menemukan kembali diri di luar label “suami”, “istri”, atau “orang tua”. Tanpa upaya ini, kebingungan dan kesepian bisa terus membayangi kehidupan mereka yang mengalami *grey divorce*.