
Pasukan Biru dan Warga Berjibaku Hadapi Banjir di Jati Padang
Hujan deras yang mengguyur Jakarta pada Selasa (12/8/2025) memicu aksi cepat dari petugas Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta (Pasukan Biru) bersama warga setempat. Mereka bekerja sama menyusun karung berisi pasir di sekitar Mushala Sabili, Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, untuk menahan luapan air dari Kali Pulo. Tak hanya itu, papan yang dipaku ke pilar mushala dan diikat dengan kawat turut dipasang sebagai upaya penguatan.
Di lokasi terlihat kontras antara sisi kiri mushala yang sudah dilindungi tembok permanen dari batu, sementara sisi kanan masih mengandalkan papan, karung pasir, dan batu sebagai pelindung sementara.
Pertahanan Karung Pasir Tak Bertahan Lama
Burhan, Ketua RT 003 RW 006 Jati Padang, mengungkapkan bahwa karung-karung tersebut sempat bergeser akibat derasnya aliran sungai pada malam sebelumnya. “Tadi malam kebanjiran lagi karena pertahanan karung kurang rapat, air masuk ke rumah lagi,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi banjir lebih lanjut, warga menambah tumpukan karung pasir di depan tembok mushala. Meski hujan mulai mereda sekitar pukul 15.30 WIB, air sungai masih merembes melalui celah-celah karung seiring rintik hujan yang terus turun.
Warga Siaga, Genangan Mulai Muncul
Genangan air perlahan terlihat di sekitar mushala, meski volumenya belum terlalu tinggi. Air mengalir ke area yang lebih rendah sebelum akhirnya masuk ke saluran drainase dan kembali ke sungai.
Kewaspadaan warga pun meningkat. Banyak yang memasang papan di depan pintu rumah untuk mencegah air masuk. Sebab, pada malam sebelumnya, banjir sempat kembali menerobos permukiman.
Salah satu yang terdampak adalah Acim (55), pemilik warung kelontong di sekitar lokasi. Lantai warungnya masih basah saat ditemui. Ia terpaksa memasang pembatas kecil di pintu masuk untuk menahan air.
“Bukan banjir lagi, airnya sudah masuk ke dalam. Makanya udah siap-siapin pasang pembatas,” katanya.
Acim mengaku selalu merasa khawatir setiap kali hujan turun sejak tembok mushala jebol. Ia berharap pembangunan tembok permanen segera selesai agar warga tidak lagi waswas.
“Semoga cepat selesai, biar warga enggak khawatir setiap hujan. Kalau malam juga susah tidur karena takut air masuk lagi,” ujarnya.