
Mata terasa perih dan berair saat berada di dekat aksi demonstrasi? Bisa jadi itu efek dari paparan gas air mata. Senyawa kimia ini memang dirancang untuk menimbulkan iritasi sementara pada mata, saluran pernapasan, dan kulit, meski tidak bersifat mematikan.
Gas Air Mata: Bukan Gas Sebenarnya
Meski namanya mengandung kata “gas”, sebenarnya gas air mata terdiri dari partikel padat yang dihamburkan dalam bentuk aerosol. Dr. Santi, Health Management Specialist Corporate HR Kompas Gramedia, menjelaskan bahwa senyawa ini bekerja seperti tepung atau bedak bayi yang terlihat seperti asap saat ditaburkan ke udara.
Beberapa jenis senyawa aktif yang sering digunakan antara lain CS (*chlorobenzylidenemalononitrile*), CN, CR, PS, CA, atau kombinasi dari beberapa bahan kimia.
Dampak Gas Air Mata pada Tubuh
Begitu partikel kimia ini masuk ke tubuh, sistem pertahanan alami langsung bereaksi. Mata akan mengeluarkan air lebih banyak untuk membilas iritan, hidung memproduksi lendir untuk menjebak partikel, dan saluran napas memicu batuk atau bersin.
Tak hanya itu, kulit juga bisa mengalami peradangan atau luka bakar ringan sebagai upaya mencegah penyebaran zat kimia. Pada beberapa kasus, tubuh bahkan merespons dengan mual, muntah, atau diare untuk mengeluarkan senyawa asing tersebut.
Kelompok yang Rentan Terkena Dampak Lebih Parah
Meski efeknya umumnya hilang dalam 15–30 menit, beberapa kelompok lebih berisiko mengalami gejala berat, seperti:
- Penderita asma atau PPOK
- Lansia, bayi, dan anak-anak
- Orang yang terpapar dari jarak sangat dekat
- Mereka yang terjebak di ruang tertutup dengan sirkulasi buruk
Efek Jangka Panjang yang Perlu Diwaspadai
Paparan gas air mata dalam dosis tinggi atau berulang bisa memicu komplikasi serius, seperti kebutaan, glaukoma, gagal napas, hingga kerusakan permanen pada paru-paru dan tenggorokan. Risiko ini semakin tinggi jika gas air mata yang digunakan sudah kedaluwarsa atau disimpan secara tidak benar, karena dapat melepaskan racun seperti *phosgene* dan *cyanide*.
Memahami cara kerja dan efek gas air mata, menurut dr. Santi, menjadi langkah penting untuk meningkatkan kewaspadaan saat berada di situasi berisiko.