
Dua penerbang baru Tim Aerobatik The Jupiters bersiap membuat sejarah dalam perayaan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, Minggu (17/8/2025). Mereka akan memamerkan keahliannya di langit Istana Merdeka, Jakarta Pusat, dengan formasi delapan pesawat—sebuah penampilan perdana dalam rangkaian peringatan HUT RI.
Meski belum menjadi anggota inti, kedua penerbang ini telah menjalani puluhan kali latihan sebagai bagian dari program regenerasi tim. “Mereka adalah calon anggota The Jupiters yang sudah terbiasa dengan budaya terbang ketat kami, termasuk presisi dan kecepatan. Momen ini sangat istimewa bagi mereka,” jelas Kapten Pnb I Putu Satrya Kedaton dari Jupiter Aerobatic Team (JAT) usai latihan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (15/8/2025).
Formasi 8 Pesawat dan Asap Merah-Putih
Biasanya, The Jupiters tampil dengan enam pesawat, tetapi kali ini mereka akan menggunakan delapan unit KT-1B Woong Bee buatan Korea Selatan. Yang membuat penampilan ini lebih spektakuler adalah penggunaan asap merah-putih yang dikeluarkan langsung dari knalpot pesawat baling-baling—sebuah inovasi pertama dalam atraksi udara HUT RI.
“Butuh persiapan teknis dan keamanan ekstra untuk memastikan asap berwarna merah-putih bisa tampil sempurna,” tambah Kedaton. Beberapa manuver yang akan ditampilkan meliputi:
- Arrowhead pass
- Low speed pass dengan efek bendera
- Snake loop dan mirror
- Arrowhead loop hingga bomb burst
Tantangan di Langit Perkotaan
Tak hanya jumlah pesawat, lokasi pertunjukan di sekitar Monas dan Istana Merdeka juga menjadi tantangan tersendiri. Kawasan ini dipenuhi gedung-gedung tinggi yang membatasi ruang gerak dan sudut pandang pilot. “Kami harus menyesuaikan manuver ekstrem di antara bangunan-bangunan itu, termasuk di sekitar Monas,” ujar Kedaton.
Latihan intensif telah dilakukan sejak di Yogyakarta sebelum berpindah ke Jakarta untuk mematangkan rute dan titik manuver. Sebanyak 51 personel terlibat, terdiri dari 18 penerbang dan 33 teknisi, dengan durasi atraksi sekitar 5,5-6 menit.
Uniknya, tim juga memanfaatkan rekaman warga yang diunggah di media sosial untuk mengevaluasi formasi mereka. “Video dari masyarakat membantu kami melakukan debrief dan evaluasi. Semoga penampilan ini bisa menghibur semua yang menyaksikan,” pungkas Kedaton.