
Jakarta Jobfest 2025 Dibuka, 2.000 Lowongan Tersedia untuk Pencari Kerja
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, secara resmi membuka Jakarta Jobfest 2025 di Jakarta International Velodrome pada Selasa (19/8/2025). Acara ini menghadirkan 37 perusahaan dengan total 2.000 lowongan pekerjaan yang dapat diakses selama dua hari, 19-20 Agustus.
Pramono menyatakan, pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan melalui sistem yang terbuka. “Ini adalah wujud komitmen kami dalam menciptakan lapangan kerja yang inklusif,” ujarnya.
Transparansi Jadi Kunci
Gubernur menekankan pentingnya proses rekrutmen yang transparan agar seluruh masyarakat memiliki peluang yang sama. Ia juga meminta panitia mengatur jumlah peserta sesuai kapasitas lowongan untuk menghindari kerumunan.
“Jangan sampai terjadi seperti di beberapa daerah, di mana jumlah pelamar jauh melebihi lowongan yang tersedia, bahkan sampai menyebabkan antrean panjang dan insiden tidak diinginkan,” tegas Pramono.
38,39% Pesera Sudah Berhasil Bekerja
Menurut Syaripudin, Kepala Dinas Ketenagakerjaan DKI Jakarta, Jobfest telah digelar sejak Februari 2025. Dari 13 penyelenggaraan sebelumnya, sebanyak 1.450 orang dari 3.777 peserta berhasil mendapatkan pekerjaan.
“Tingkat efektivitas penempatan kerja mencapai 38,39%,” jelas Syaripudin. Tahun ini, Jobfest ditargetkan digelar 21 kali, dengan jadwal tiga kali di setiap kota administrasi dan sekali di Kepulauan Seribu.
Inovasi dalam Gelaran Jobfest 2025
Edisi ketiga Jobfest 2025 di Jakarta Timur menghadirkan konsep baru. Lokasi dipindahkan ke area publik strategis, berbeda dari sebelumnya yang kerap diadakan di mal.
Promosi juga dilakukan lebih gencar melalui media sosial Pemprov DKI dan Kementerian Ketenagakerjaan. Selain itu, acara diperkaya dengan berbagai fitur interaktif seperti pelatihan showcase, layanan karier, dan konseling.
“Jobfest kali ini juga bersifat hybrid. Pencari kerja bisa mengakses informasi dan mendaftar secara online melalui platform Siap Kerja milik Kemnaker atau platform karier yang sedang dikembangkan Pemprov DKI,” tambah Syaripudin.
Job Fair Bukan Solusi Tunggal
Meski mendukung penuh penyelenggaraan job fair, Pramono menegaskan bahwa acara semacam ini bukan solusi utama untuk mengatasi pengangguran.
“Job fair hanya berperan sebagai fasilitator antara pencari kerja dan perusahaan. Ini bukan satu-satunya cara untuk menurunkan angka pengangguran,” ujarnya.
Ia menekankan, solusi jangka panjang harus melibatkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan lembaga pendidikan. Selain membuka lapangan kerja, perlu juga meningkatkan keterampilan tenaga kerja agar sesuai kebutuhan industri.
“Semua pihak harus berperan aktif menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya,” pungkas Pramono.