
JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai bagian dari rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE (2025 M), Api Dharma diambil dari Sumber Api Alam Mrapen di Grobogan, Jawa Tengah. Prosesi sakral ini digelar pada Sabtu (10/5/2025) siang, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag).
Makna Spiritual Api Dharma Bhante Subhacaro, perwakilan Bhikku Sangha, menegaskan bahwa penggunaan Api Dharma Mrapen dalam perayaan Waisak telah menjadi tradisi tahunan. Api ini melambangkan kebangkitan spiritual dan pencerahan batin.
Menurutnya, api tersebut bukan sekadar simbol fisik, melainkan juga pembangkit semangat untuk menyingkirkan sifat-sifat negatif dan menumbuhkan kebaikan dalam diri.
*”Dengan menguasai diri, kita dapat membangkitkan jiwa yang luhur serta kesadaran untuk melenyapkan keserakahan, kebodohan, dan kebencian,”* ujar Bhante Subhacaro dalam siaran pers Minggu (11/5/2025).
Perwujudan Perdamaian
Bhante Subhacaro menambahkan, keberhasilan pengambilan Api Suci ini akan memunculkan kesejatian hidup. Cinta kasih dan welas asih yang terpancar darinya diharapkan mampu menciptakan perdamaian global.
*”Api ini adalah lambang perdamaian sejati. Di dalamnya terkandung pengendalian diri dan kasih sayang,”* jelasnya.
Setelah diambil, Api Dharma akan dibawa ke Candi Mendut untuk disucikan melalui pembacaan paritta oleh para Bhikkhu Sangha, rohaniwan, dan perwakilan majelis agama Buddha.