
Suasana Malam yang Berubah: Warga Cipulir Dihantui Orderan Fiktif Ojol
Malam yang seharusnya riuh dengan keceriaan warga RT 007/RW 009, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, berubah menjadi mencekam sejak Minggu (17/8/2025) malam. Puluhan mobil taksi online dan motor ojek tiba-tiba memadati Jalan Haji Amsar, mengganggu acara peringatan HUT ke-80 RI yang sedang berlangsung.
“Mereka mulai berdatangan sejak pukul 23.00 WIB, awalnya hanya beberapa mobil taksi,” cerita Fedrik, salah seorang warga, saat ditemui di lokasi pada Selasa (19/8/2025). Saat itu, warga tengah asyik bermain kartu remi dalam rangka merayakan kemerdekaan. Namun, suasana berubah ketika kendaraan online terus berdatangan tanpa henti.
Misteri Nama “Hendro” dan Pesanan Aneh
Para pengemudi yang datang mengklaim sedang menjemput penumpang bernama Hendro. Namun, warga memastikan tidak ada seorang pun dengan nama tersebut di sekitar lokasi. “Lima mobil masuk sekaligus, semuanya bilang jemput Hendro. Kami langsung curiga ini order fiktif,” ujar Fedrik.
Tak hanya Hendro, nama-nama lain seperti Chandra, Andhika, Ardiansah, dan Farhat juga muncul dalam pesanan. Ketua RT 007, Masniari, menyatakan hal ini semakin menguatkan kecurigaan adanya aksi pemesanan palsu. “Semua driver yang datang mencari nama Chandra atau Hendro,” katanya.
Uniknya, semua pesanan memiliki tujuan yang sama: ojek motor diarahkan ke Stasiun Kebayoran, sementara mobil online menuju Bandara Soekarno-Hatta. Yang lebih mencurigakan, seluruh transaksi dilakukan secara tunai.
Permintaan Warga: Aplikator Harus Bertindak
Kejadian ini berlangsung hingga dini hari, membuat warga resah. Beberapa mencoba melaporkannya ke pihak aplikator, seperti Gojek, tetapi belum mendapat solusi. “Sudah kami laporkan, tapi responsnya hanya ‘kami proses dulu’. Tidak ada tindakan nyata,” keluh Fedrik.
Warga berharap platform ojek online segera menindak pelaku pemesanan fiktif. Mereka juga mengusulkan agar Jalan Haji Amsar sementara diblokir dari pemesanan untuk menghindari kesalahpahaman antara warga dan driver. “Jangan sampai ojol jadi tidak percaya dengan warga sini,” kata Masniari.
Sampai saat ini, laporan resmi belum diajukan ke polisi. Menurut Masniari, langkah tersebut sebaiknya diambil oleh aplikator atau driver dengan bukti yang jelas agar kasusnya bisa ditindaklanjuti.
*Kompas.com* telah menghubungi tim komunikasi Gojek untuk meminta tanggapan. Hingga kini, pihak Gojek masih melakukan penelusuran dan berjanji akan memberikan informasi lebih lanjut.