
Dr. Tirta Mandira Hudhi: Jeans Sebagai Cerita Personal dan Gaya Streetwear yang Khas
Dr. Tirta Mandira Hudhi, atau yang akrab disapa dr. Tirta, tak hanya dikenal sebagai dokter tetapi juga sebagai sosok dengan gaya *streetwear* yang khas. Salah satu elemen fashion yang selalu setia menemani penampilannya adalah *jeans*. Baginya, celana denim ini bukan sekadar pakaian, melainkan bagian dari identitas diri.
Dr. Tirta Lebih Suka Tidak Mencuci Jeans Hingga Setahun
Jeans Menjadi Saksi Kisah Pemakainya
Bagi dr. Tirta, *jeans* bukan hanya soal gaya, melainkan juga tentang cerita hidup. Ia meyakini bahwa setiap goresan dan pudar pada *jeans* merefleksikan aktivitas pemakainya.
“*Jeans* itu seperti kanvas yang mencatat perjalanan hidup. Pudarnya berbeda-beda tergantung pekerjaan atau kebiasaan pemakai,” ujarnya saat peluncuran Sroja Warna Indonesia di Lippo Mal Nusantara, Jakarta Selatan, Selasa (5/8/2025).
Ia memberi contoh, *jeans* milik pekerja tambang akan pudar dengan pola yang berbeda dibandingkan milik mekanik atau pengendara motor. Karena itu, dr. Tirta sengaja tidak mencuci *jeans*-nya selama sembilan bulan hingga satu tahun untuk mempertahankan efek pudar alami.
Tips Mendapatkan Efek Pudar Alami pada Jeans
Rahasia di Balik Pemilihan *Raw Denim*
Lebih dari tampil keren, dr. Tirta menganggap jeans sebagai media cerita personal. Ia sengaja membiarkannya pudar alami tanpa cuci.
Namun, tidak semua jenis *jeans* bisa diperlakukan demikian. Kuncinya, menurut dr. Tirta, terletak pada pemilihan bahan. Ia merekomendasikan *raw denim*, yaitu jenis *denim* yang belum melalui proses *washing* di pabrik.
“*Raw denim* biasanya hanya direndam sekali sebelum dipakai, lalu pudar secara alami. Jadi, syarat utamanya memang harus *raw*,” jelasnya.
Sebagian besar koleksi *jeans*-nya, termasuk dari merek lokal, menggunakan bahan *raw denim* dengan ketebalan 10oz. Lalu, bagaimana cara menjaga kebersihannya tanpa mencucinya?
“Bakteri bisa mati dengan alkohol. Jadi, setelah dipakai dan berkeringat, saya semprot dengan alkohol lalu dijemur terbalik di bawah matahari,” ungkapnya.
Meski metode ini berhasil baginya, dr. Tirta mengingatkan bahwa tidak semua orang cocok dengan cara ini. “Kalau kulit sensitif, bisa memicu dermatitis atau alergi. Tapi untuk saya, aman-aman saja,” tambahnya.
Memilih Jeans yang Cocok dengan Postur Tubuh
Tips dari dr. Tirta untuk Tampil Lebih Proporsional
dr. Tirta Mandira Hudhi, dokter, pebisnis, sekaligus konten kreator membagikan tips mix and match mode streetwear dalam acara peluncuran brand Sroja Warna Indonesia, di Lippo Mal Nusantara, Jakarta, pada Selasa (5/8/2025).
Sebagai pecinta *streetwear*, dr. Tirta juga membagikan tips memilih *jeans* yang sesuai dengan postur tubuh. Menurutnya, kunci utamanya adalah menyesuaikan dengan tinggi badan.
“Kalau merasa tidak terlalu tinggi, pilih sepatu yang ramping atau ada *wedges*-nya. Dengan begitu, *jeans* tidak perlu terlalu banyak dilipat (*cuffing*),” sarannya.
Terlalu banyak melipat ujung celana justru bisa membuat kaki terlihat lebih pendek bagi pria bertubuh mungil. Sepatu dengan sol tinggi atau ramping dapat membantu menciptakan kesan proporsi tubuh yang lebih seimbang.
Fashion Item Andalan dr. Tirta
Simpel, Nyaman, dan Tetap Stylish
Lebih dari tampil keren, dr. Tirta menganggap jeans sebagai media cerita personal. Ia sengaja membiarkannya pudar alami tanpa cuci.
Ketika ditanya tentang tiga *fashion item* favoritnya, dr. Tirta langsung menyebut *jeans*, *crewneck*, dan *foxy jacket*. Ketiganya mewakili gaya simpel namun tetap stylish untuk berbagai kesempatan.
Untuk aktivitas sehari-hari, ia juga mengandalkan *outer* sebagai pilihan praktis. “Cukup pakai *outer*, langsung siap untuk dinas. Tidak ribet dicuci dan nyaman dipakai sehari-hari,” ujarnya.
Meski sering mengenakan *streetwear* dengan bahan campuran, dr. Tirta lebih memilih katun untuk pakaian dalam dan harian. “Katun lebih menyerap keringat. Kalau *polyester* cepat bau karena tidak menyerap dengan baik,” jelasnya.
Jeans: Lebih dari Sekadar Pakaian
Bagi dr. Tirta, *jeans* adalah medium yang menceritakan kehidupan pemakainya. Ia mengibaratkan pudar pada *jeans* sebagai jejak perjalanan seseorang.
“Orang memakai *jeans* untuk menyimpan kenangan. Itu sebabnya saya jarang mencucinya, biar pudarnya alami dari pemakaian, bukan karena dicuci,” tutupnya.