
Sistem parkir tanpa petugas atau *manless parking* semakin digemari karena dinilai lebih simpel dan cepat. Pengguna cukup melakukan *tap in* atau mengambil tiket saat masuk, lalu melakukan *tap out* atau memindai kode saat keluar untuk pembayaran otomatis.
Namun, menurut Rio Octaviano, Ketua Indonesian Parking Association (IPA), sistem otomatis ini tetap berisiko jika tidak didukung pengawasan manusia. Berikut beberapa hal krusial yang perlu diperhatikan:
1. Proses Pembayaran dan Pengecekan: Saat kendaraan keluar, sistem otomatis menghitung biaya dan memotong saldo. Namun, ini hanya mencakup aspek pembayaran, bukan verifikasi lengkap.
2. Teknologi Pengenal Plat (LPR): Sistem parkir yang baik menggunakan *license plate recognition* (LPR) untuk memastikan kendaraan yang masuk dan keluar adalah sama.
3. Fungsi Petugas Pengawas: Petugas di *control room* atau *back office* tetap vital untuk memeriksa data kendaraan, mencocokkan plat nomor, dan memberi izin buka palang setelah verifikasi.
4. Pentingnya Pengamanan Berlapis: Menghapus tahap verifikasi manual setelah pembayaran otomatis bisa membuka celah keamanan, memungkinkan kendaraan tidak sah keluar.
5. Efisiensi vs. Keamanan: Memangkas petugas memang menghemat biaya, tapi mengabaikan peran manusia dalam pengawasan justru berisiko. Keamanan pengguna harus tetap jadi prioritas utama.
Singkatnya, meski parkir otomatis memudahkan, kolaborasi dengan pengawasan manusia tetaplah penting untuk mencegah kecurangan atau risiko kehilangan kendaraan.