
Pasar Mobil Nasional: Ada yang Tahan Banting, Ada yang Terpukul
Gelombang perang harga mobil baru di Indonesia ternyata tidak menyapu semua segmen kendaraan secara merata. Beberapa jenis mobil justru menunjukkan ketahanan di tengah gejolak pasar, sementara kategori lainnya terpaksa menelan pil pahit akibat persaingan ketat dan daya beli yang melemah.

Menurut Tjung Subianto, Ketua Asosiasi Mobil Bekas Indonesia (AMBI), dua segmen yang paling tangguh adalah mobil niaga dan mobil hobi. Keduanya terbukti mampu bertahan meskipun pasar otomotif diguncang diskon besar-besaran.
Kendaraan Niaga: Pilihan Utama yang Tak Tergoyahkan
Pikap, blind van, dan kendaraan komersial lainnya tetap menjadi primadona di kalangan pelaku usaha. Permintaannya stabil karena fungsinya sebagai penopang aktivitas bisnis sehari-hari.

“Meskipun merek China seperti DFSK Gelora mulai masuk, promosinya tidak seagresif mobil penumpang. Alhasil, dampak perang harga terhadap kendaraan niaga tidak terlalu signifikan,” jelas Tjung.
Mobil Hobi: Pasar Khusus dengan Pembeli Setia
Jeep, sport car, dan mobil premium termasuk dalam kategori yang jarang tersentuh fluktuasi harga. Pasar yang spesifik dan daya beli konsumen yang kuat membuat segmen ini cenderung kebal terhadap diskon massal.
“Kecuali MPV premium seperti Alphard yang sedikit terpengaruh oleh kehadiran pesaing baru seperti Denza D9, mobil hobi umumnya tetap diminati,” tambah Tjung.
Daya Beli Melemah, Pasar Tertekan
Meski ada segmen yang bertahan, Tjung mengingatkan bahwa mayoritas pasar otomotif tetap merasakan tekanan. “Ketika ekonomi lesu, semua segmen terdampak. Hanya tingkat penurunannya yang berbeda,” ujarnya.
Fakta ini menunjukkan bahwa industri otomotif nasional masih menghadapi tantangan besar, di mana kemandekan ekonomi dan persaingan harga akan terus menguji ketahanan para pelaku pasar.