Beberapa periset dari Northwestern University di Amerika Serikat mendapati jika infeksi yang dipercepat oleh skema makan mengusik jam badan, mempunyai potensi mengakibatkan masalah tidur.
Beberapa periset tentukan jika baik infeksi atau jam badan dikuasai oleh factor genetik yang serupa, yang disebutkan NF-kappa beta (NFKB).
Dengan memacu rangkaian reaksi berantai pada tubuh, NFKB mengakibatkan merasa sakit dan kerusakan jaringan yang berkaitan dengan penyakit radang, seperti radang persendian, misalkan.
Menurut beberapa periset, NFKB memengaruhi jam badan.
Laporan pada Jumat, 2 November 2018, mengaitkan infeksi (yang kemungkinan disebabkan karena konsumsi skema makan berlemak tinggi) bisa mengakibatkan masalah irama sirkadian, semacam masalah tidur yang mengikutsertakan jadwal tidur terusik yang tidak sesuai sama waktu bangun atau tidur yang unik.
Beberapa periset menyampaikan jika irama sirkadian yang terusik bisa menyambungkan diet dan penyakit, dalam kasus penyakit seperti diabetes, kanker tertentu, dan penyakit jantung yang kerap dihubungkan dengan diet inflamasi.
“Kami tidak paham argumennya, tapi hubungan di antara infeksi dan jam ini bukan hanya berkaitan untuk pahami bagaimana infeksi memengaruhi otak dan transisi tidur-bangun tapi juga bagaimana beberapa sel kebal atau lemak bekerja,” kata Hee-Kyung Hong, satu penulis riset dan lektor endokrinologi di Northwestern University.
Maka apa yang dipandang seperti makanan yang mengakibatkan infeksi?
Menurut Harvard Health, makanan yang bisa mengakibatkan infeksi terhitung karbohidrat olahan (seperti roti putih), makanan manis, bahan mengolah seperti margarin dan lemak babi, dan daging merah dan olahan.
Dalam pada itu, makanan antiinflamasi (antiperadangan) terhitung ikan berlemak, kacang, tomat, minyak zaitun, dan sayur berdaun hijau. Blueberry, apel, strobery dan beberapa buah lain dapat melawan infeksi.
Menurut Gurdian, ada makan yang memberikan dukungan tidur Anda jadi nyaman, diantaranya, makanan kaya kalium seperti pisang bisa menolong mengurangi otot. Sementara kalkun, ayam, lentil, tahu, tuna, telur dan keju memiliki kandungan tryptophan dan vitamin B6 yang tinggi, bisa tingkatkan produksi hormon tidur melatonin.