
Stres tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, tetapi juga meninggalkan bekas nyata di wajah berupa kerutan dan garis halus. Banyak yang mengira tanda penuaan ini hanya muncul seiring bertambahnya usia, namun faktanya, tekanan psikologis juga mempercepat prosesnya. Lantas, bagaimana mekanisme stres memicu keriput dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?
Benarkah Stres Menyebabkan Kerutan di Wajah?
Kortisol dan Kerusakan Kolagen
Stres tidak berdampak pada mental, tapi juga memicu kerutan di wajah. Ahli jelaskan bagaimana kortisol dan kebiasaan buruk mempercepat penuaan kulit.
Menurut dr. Annie Chiu, dokter kulit bersertifikat, stres memengaruhi kulit melalui peningkatan hormon kortisol. “Kortisol merusak kolagen dan jaringan elastin, sehingga kulit menipis dan kerutan lebih mudah terbentuk,” jelasnya, seperti dikutip dari *Byrdie* (3/9/2025). Tak hanya itu, kebiasaan mengernyitkan dahi atau mengerutkan alis saat cemas juga menciptakan garis-garis halus yang dikenal sebagai *worry lines*.
Dr. Jason B. Diamond, ahli bedah plastik wajah, menambahkan bahwa stres mempercepat penurunan produksi kolagen. “Semakin tinggi tingkat stres, semakin dalam kerutan yang terbentuk karena kulit kehilangan elastisitasnya,” ujarnya.
Dampak Tidak Langsung Stres pada Kulit
Stres tidak berdampak pada mental, tapi juga memicu kerutan di wajah. Ahli jelaskan bagaimana kortisol dan kebiasaan buruk mempercepat penuaan kulit.
Stres seringkali memicu kebiasaan buruk seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, kurang tidur, dan pola makan tidak seimbang. Dr. Diamond menjelaskan bahwa kebiasaan ini memperparah kondisi kulit dan memicu penuaan dini.
Dr. Chiu juga menyoroti dampak kortisol terhadap masalah kulit yang sudah ada. “Stres memperburuk eksim, psoriasis, dan jerawat, sekaligus mengurangi kelembapan alami kulit sehingga terlihat kering dan mudah iritasi,” katanya.
Stres dan Peradangan Kulit
Stres tidak berdampak pada mental, tapi juga memicu kerutan di wajah. Ahli jelaskan bagaimana kortisol dan kebiasaan buruk mempercepat penuaan kulit.
Selain kerutan, stres memicu peradangan sistemik yang dikenal sebagai *cortisol bloat*—penumpukan cairan di tubuh, terutama di perut. “Peradangan meningkatkan stres oksidatif, menghambat regenerasi kulit dan mempercepat munculnya kerutan,” papar dr. Diamond.
Tips Mencegah Kerutan Akibat Stres
Stres tidak berdampak pada mental, tapi juga memicu kerutan di wajah. Ahli jelaskan bagaimana kortisol dan kebiasaan buruk mempercepat penuaan kulit.
Meski stres tak sepenuhnya bisa dihindari, dampaknya pada kulit bisa dikendalikan. Dr. Diamond menekankan pentingnya gaya hidup sehat:
- Olahraga teratur
- Tidur 8–10 jam per malam
- Hidrasi cukup
- Hindari rokok, alkohol, dan paparan UV berlebihan
Dr. Chiu menyarankan teknik relaksasi seperti meditasi untuk menurunkan kortisol. Sementara itu, dr. Diamond merekomendasikan perawatan kulit preventif sejak dini untuk mempertahankan elastisitas kulit.
Kerutan di wajah bukan hanya pertanda usia, tetapi juga cerminan tingkat stres seseorang. Dengan manajemen stres yang tepat, kulit tetap bisa terlihat sehat dan awet muda.