
Taman Rotanusa di Rorotan, Jakarta Utara, kini memancarkan pesona istimewa berkat ratusan bunga matahari yang sedang mekar penuh. Warna kuning cerahnya menciptakan pemandangan menakjubkan, menarik perhatian pengunjung dari berbagai wilayah untuk berfoto dan menikmati keindahannya.
Perjuangan di Balik Keindahan
Di balik hamparan bunga yang memesona, ada dedikasi Iwan Sanusi (35), petugas perawatan taman yang telah merawat bunga-bunga ini sejak 2021. Bibit awal didapatkan dari Dinas Pertamanan, lalu ia terus mengembangbiakkannya sendiri. “Setelah bunga tua, saya ambil bijinya, tanam lagi, dan begitu seterusnya hingga sekarang,” ujar Iwan saat ditemui di lokasi pada Senin (4/8/2025).
Proses Penanaman dan Perawatan
Saat ini, sekitar 180 tangkai bunga matahari tumbuh subur di Taman Rotanusa. Bunga-bunga ini ditanam di enam blok tanah yang dikelilingi batu bata, dengan media tanam berupa tanah merah. Setiap blok berisi kurang lebih 30 tangkai.
Namun, merawat bunga matahari tidak semudah kelihatannya. “Perawatannya gampang-gampang susah, tergantung kondisi cuaca. Kalau hujan siang hari, kurang bagus, jadi saya cukup beri pupuk saja,” jelas Iwan. Berbeda dengan tanaman lain, bunga matahari justru tidak boleh disiram terlalu sering karena bisa menyebabkan kematian. Ia lebih fokus pada penggemburan tanah dan pemberian pupuk agar bunga tumbuh optimal.
Siklus Hidup yang Singkat
Sayangnya, keindahan bunga matahari tidak bertahan lama. “Dari pembibitan hingga pemindahan butuh 15 hari, lalu masa hidupnya hanya sekitar 3-4 bulan sebelum akhirnya mati,” kata Iwan. Setelah seluruh tanaman mati, proses penanaman harus dimulai lagi dari nol. Meski demikian, kerja keras Iwan terus menghadirkan keindahan yang dinikmati banyak orang.