Menapaki Jalan Spiritual dengan Kemandirian: Kisah Tasha Berangkat Umrah Tanpa Travel
Nabilla Tashandra, atau yang akrab disapa Tasha, memilih jalan berbeda untuk menunaikan ibadah umrah. Di usia 32 tahun, perempuan asal Indonesia ini memutuskan untuk berangkat secara mandiri, tanpa bantuan biro perjalanan. Baginya, pengalaman ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga proses pendewasaan diri dan ujian kemandirian.
Merencanakan Perjalanan dengan Tangan Sendiri
Ini adalah kali pertama Tasha mengatur seluruh perjalanan umrahnya sendiri, mulai dari tiket pesawat, akomodasi, hingga jadwal kegiatan. Bersama dua temannya, ia menjalani persiapan yang cukup panjang untuk memastikan semuanya berjalan lancar.
Persiapan Matang Selama Delapan Bulan
Gagasan umrah mandiri muncul di awal 2024. Tasha dan teman-temannya menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk riset, membandingkan harga tiket, mencari rute termurah, serta mempelajari kebutuhan selama di Tanah Suci. Proses persiapan yang memakan waktu sekitar delapan bulan ini ia anggap sebagai kunci keberhasilan perjalanannya.
Menyusun Itinerary Secara Detail
Sebelum berangkat, mereka rutin mengadakan pertemuan untuk merencanakan setiap detail, mulai dari jadwal shalat, ziarah, hingga lokasi yang akan dikunjungi. Hal ini membantu mereka menghindari kebingungan saat tiba di Arab Saudi.
Lebih Hemat, Tapi Bukan Hanya Soal Harga
Salah satu keuntungan umrah mandiri adalah biaya yang lebih terjangkau. Tasha mengeluarkan kurang dari Rp20 juta, termasuk untuk perjalanan ke beberapa negara lain. Namun, ia menekankan bahwa tujuan utama bukan mencari yang termurah, melainkan kesiapan mental dan spiritual.
“Ini ibadah, bukan liburan biasa. Persiapan harus matang dan bertahap,” ujarnya.
Tantangan dan Solusi di Tengah Perjalanan
Meski secara keseluruhan perjalanan berjalan mulus, Tasha sempat menghadapi kendala kecil, seperti kehilangan air Zamzam di bandara dan tersesat sebentar di dalam Masjidil Haram. Ia menyarankan penggunaan Google Maps dan Google Translate untuk memudahkan navigasi dan komunikasi.
Pengalaman yang Memberdayakan
Bagi Tasha, umrah mandiri tetap bisa dilakukan oleh jamaah pertama asalkan dilakukan dengan persiapan menyeluruh. Selain mendapatkan ketenangan spiritual, pengalaman ini memberinya rasa percaya diri dan kemandirian yang lebih besar.







