Breadcrumbing: Ketika Perhatian Hanya Sekadar “Remah-Remah”
Pernahkah kamu merasa digantung oleh seseorang yang hanya memberi secuil perhatian, tapi tak pernah jelas arah hubungannya? Itulah *breadcrumbing*—fenomena di mana seseorang memberi sinyal minat lewat pesan singkat, *like*, atau obrolan ringan, namun enggan melangkah lebih jauh. Mereka datang seolah memberi harapan, lalu pergi begitu saja, meninggalkan kebingungan dan rasa tak pasti.
Mengapa Breadcrumbing Berbahaya?
Perilaku ini termasuk tidak sehat karena memanipulasi emosi. Pelaku *breadcrumbing* sengaja menjaga ketertarikanmu dengan interaksi minimal, tanpa ada niat untuk komitmen. Di era media sosial, praktik ini makin mudah dilakukan—banyak orang merasa bebas “menjaga banyak opsi” tanpa perlu serius pada satu hubungan. Dampaknya? Korban sering kali merasa diremehkan, kehilangan kepercayaan diri, bahkan terjebak dalam lingkaran harapan palsu.
Tanda-Tanda Kamu Mengalami Breadcrumbing
- Komunikasi hanya terjadi saat dia butuh perhatian.
- Janji bertemu atau rencana serius selalu dihindari.
- Kamu lebih sering menunggu balasan atau inisiatif darinya.
Langkah untuk Menghadapinya
Jika merasa terjebak dalam situasi ini, coba evaluasi hubungan tersebut:
– Apakah interaksi ini membuatmu berkembang atau justru stres?
– Apakah kamu terus menerus menunggu kepastian yang tak kunjung datang?
Jangan ragu untuk memprioritaskan diri sendiri. Melepaskan hubungan yang tidak jelas justru membuka peluang bertemu orang yang siap memberi komitmen tulus. Ingat, kamu berhak mendapat lebih dari sekadar “remah-remah” perhatian. ❤️




