DBD: Ancaman Global yang Tak Pernah Usai dan Solusi Pencegahannya
Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi momok menakutkan di berbagai negara, meski penyakit ini telah dikenal sejak lama. Ditularkan melalui gigitan nyamuk *Aedes aegypti*, DBD tidak hanya memicu demam tinggi dan nyeri otot, tetapi juga berpotensi mematikan. Yang lebih mengkhawatirkan, kasusnya melonjak drastis—bahkan 30 kali lebih banyak dibanding setengah abad yang lalu.
Perubahan Iklim dan Urbanisasi Memperluas Penyebaran
Faktor-faktor seperti pemanasan global, mobilitas penduduk, dan pertumbuhan kota turut memperparah situasi. Nyamuk pembawa virus dengue kini bisa bertahan di daerah yang sebelumnya terlalu dingin untuk mereka, termasuk wilayah pegunungan. Akibatnya, DBD tidak lagi terbatas pada zona tropis dan subtropis, tetapi merambah ke area baru yang sebelumnya aman.
Indonesia, dengan iklimnya yang lembap dan hangat, termasuk salah satu negara paling terdampak di Asia. Menurut catatan Kementerian Kesehatan RI, sekitar 66% kematian akibat DBD di Asia tahun lalu berasal dari Indonesia. Secara global, WHO melaporkan lebih dari 7,6 juta kasus hingga April 2024, dengan korban jiwa mencapai lebih dari 3.000 orang.
Pencegahan yang Masih Belum Optimal
Program pengendalian seperti 3M Plus (menguras, menutup, mengubur) belum sepenuhnya efektif. Tingkat keberhasilan pemusnahan jentik nyamuk pun masih di bawah harapan. Para ahli menekankan bahwa pendekatan pencegahan harus komprehensif, mencakup kebersihan lingkungan dan pengelolaan vektor secara berkelanjutan.
Vaksinasi: Harapan Baru untuk Mengurangi Dampak
Karena virus dengue terus beredar, vaksin dinilai sebagai solusi penting. Vaksin tidak hanya melindungi individu tetapi juga membantu mengurangi beban sistem kesehatan saat wabah melanda. Derek Wallace dari Takeda Pharmaceuticals menyebutkan bahwa vaksinasi bisa menekan angka rawat inap hingga 95% dalam tahun pertama penerapannya.
Sampai saat ini, belum ada obat khusus untuk DBD, sehingga upaya pencegahan menjadi kunci utama. Kelompok rentan seperti anak-anak sangat disarankan mendapatkan vaksin dengue yang memenuhi standar, terutama bagi mereka yang sudah berusia di atas empat tahun.
DBD bukan masalah kecil. Dengan risiko kematian yang tinggi dan potensi wabah besar-besaran, pencegahan—baik melalui pengendalian nyamuk maupun vaksinasi—harus menjadi fokus utama semua pihak.







