
Wacena kenaikan tarif Transjakarta menjadi perbincangan hangat di kalangan pengguna dan pemerintah. Sejumlah warga menyampaikan tanggapannya, sementara Pemprov DKI Jakarta menimbang berbagai faktor sebelum mengambil keputusan akhir.
Respons Pengguna: Kenaikan Boleh, Asal Dilengkapi Perbaikan
Seperti Fadil (29) dan Bayu (23), beberapa penumpang tidak sepenuhnya menolak kenaikan tarif, asalkan masih dalam batas wajar—misalnya menjadi Rp4.000. Namun, mereka menekankan bahwa peningkatan harga harus dibarengi dengan perbaikan layanan, seperti:
- Penambahan armada bus, terutama pada jam sibuk untuk mengurangi kepadatan.
- Peningkatan fasilitas halte agar lebih nyaman dan aman.
Bayu juga mempertanyakan dampak kenaikan tarif terhadap sistem integrasi antar moda transportasi, seperti penggunaan Transjakarta dan MRT dalam satu perjalanan.
Pemerintah: Tarif Saat Ini Terlalu Rendah Dibanding Biaya Operasi
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa tarif saat ini (Rp3.500) jauh di bawah biaya operasional dan lebih murah dibandingkan kota lain. Pemerintah bahkan harus menanggung subsidi sekitar Rp15.000 per penumpang. Pemprov DKI sedang mengkaji penyesuaian tarif setelah pemotongan dana bagi hasil (DBH) dari pemerintah pusat sebesar Rp15 triliun.
Keputusan Belum Final, Dampak Sosial-Ekonomi Dipertimbangkan
Rencana kenaikan masih dalam tahap studi mendalam. Pemerintah memastikan akan menganalisis efek sosial dan ekonomi sebelum menentukan kebijakan akhir. Sementara itu, informasi tentang Rusdi, pemilik usaha ikan di Muara Angke, tidak terkait langsung dengan pembahasan ini.