
Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis di Jakarta: Pakar Sarankan Survei dan Studi Jangka Panjang
Prof. Tjandra Yoga Aditama, pakar kesehatan ternama, menyarankan agar pemerintah melakukan survei berkala untuk mengevaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Jakarta. Menurutnya, survei ini perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk penerima manfaat, orang tua, guru, hingga penyedia layanan.
“Survei kepuasan konsumen penting dilakukan secara rutin untuk memastikan program berjalan optimal,” ujar Tjandra, seperti dilaporkan *Antara* pada Minggu (10/8/2025). Selain itu, ia juga merekomendasikan studi kohort atau penelitian observasional untuk mengukur dampak MBG dalam jangka panjang.
Empat Aspek Utama yang Perlu Dievaluasi
Studi tersebut, jelas Tjandra, harus mencakup empat aspek kunci: gizi, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. “Studi kohort membutuhkan waktu beberapa tahun agar hasilnya akurat, tetapi pengumpulan data harus dilakukan secara sistematis dan ilmiah,” tambah mantan Direktur Penyakit Menular WHO Regional Asia Tenggara ini.
Capai 8 Juta Penerima dalam Enam Bulan
Hingga Juli 2025, program MBG telah berjalan selama enam bulan dengan jumlah penerima hampir mencapai 7 juta orang—lebih banyak dari populasi Singapura yang berkisar 5,9 juta. Angka ini bahkan terus meningkat, dengan catatan penerima menembus 8 juta per awal Agustus 2025.
Mengingat program telah berjalan setengah tahun, Tjandra menilai evaluasi mendesak dilakukan untuk memastikan pelaksanaannya sesuai standar global. Ia mengacu pada panduan *World Food Program* (WFP) yang mencakup lima komponen utama: penyediaan makanan bergizi, literasi gizi, suplementasi, aktivitas fisik, serta dukungan lingkungan sekolah.
Fokus pada Kualitas Gizi dan Keamanan Pangan
Tjandra menekankan dua hal krusial dalam pelaksanaan MBG: kualitas gizi dan keamanan pangan. Untuk gizi, ia menyarankan penerapan prinsip “Isi Piringku” sebagai pedoman gizi seimbang. Sementara itu, keamanan pangan harus dijaga sejak pemilihan bahan baku hingga penyajian makanan kepada siswa.
Dengan pendekatan ini, program MBG diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak, tetapi juga membentuk kebiasaan makan sehat sejak dini.