
Trotoar Margonda Raya Diserbu Motor dan PKL, Pejalan Kaki Kesulitan
Trotoar di Jalan Margonda Raya, Depok, yang seharusnya menjadi ruang nyaman bagi pejalan kaki, justru dipadati kendaraan dan pedagang. Banyak warga mengeluh karena harus berbagi jalan dengan motor, parkir liar, dan PKL yang mempersempit ruang gerak.
Pejalan Kaki Terpaksa “Bertarung” dengan Motor
Desti (30), seorang karyawan swasta, mengaku tidak merasa aman berjalan di trotoar Margonda. Meski lebarnya cukup, trotoar itu justru ramai oleh motor yang melintas. “Ini rasanya seperti jalan biasa, bukan trotoar,” ujarnya. Ia menyayangkan hilangnya kenyamanan yang seharusnya didapat pejalan kaki.
Parkir liar dan PKL yang berjubel sejak sore hari semakin memperburuk situasi. Desti bahkan mengaku sudah terbiasa dengan kondisi ini, hingga lupa bagaimana rasanya berjalan di trotoar yang benar-benar bebas kendaraan.
Parkir Liar Bikin Trotoar Semakin Sesak
Riki (29), warga Beji, menyebut parkir liar membuat trotoar semakin padat. “Lalu lintas Margonda sudah ramai, ditambah parkir liar di trotoar, jadi makin parah,” keluhnya. Ia berharap ada penertiban agar pejalan kaki bisa beraktivitas dengan nyaman.
Pengamatan di lokasi menunjukkan, parkir liar memenuhi trotoar sepanjang Margo City hingga Halte SDN Pondok Cina. Lebar trotoar yang seharusnya 3-4 meter, kini menyempit akibat motor yang parkir sembarangan. Bahkan, beberapa titik di Jalan Karet dan depan Margonda Residence juga dipenuhi kendaraan.
Plang Larangan Diabaikan, PKL Tambah Riuh
Meski ada plang larangan, pengendara motor tetap memarkir kendaraan di trotoar. PKL yang berjualan makanan ringan seperti cilok dan batagor semakin menambah kesemrawutan. Beberapa pejalan kaki terpaksa berjalan hati-hati, sementara yang menunggu jemputan memilih berdiri di tepi jalan karena trotoar sudah penuh.
Kondisi ini memperlihatkan betapa ruang untuk pejalan kaki semakin terpinggirkan. Tanpa penertiban serius, trotoar Margonda Raya mungkin akan tetap menjadi “jalan raya” bagi motor dan PKL.