Koalisi Pejalan Kaki Kritik Rencana Pemangkasan Trotoar di TB Simatupang
Koalisi Pejalan Kaki (KOPEKA) menyatakan bahwa rencana pengurangan trotoar di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, justru bertentangan dengan cita-cita Jakarta sebagai kota berkelas dunia. Menurut mereka, fasilitas pejalan kaki seharusnya diperluas, bukan dikurangi.
Trotoar Seharusnya Diperkuat, Bukan Dikurangi
Amalia S Bendang, Koordinator KOPEKA, menegaskan bahwa kota global seharusnya mengutamakan mobilitas ramah lingkungan seperti berjalan kaki, bersepeda, dan transportasi umum. “Kalau Jakarta serius ingin menjadi kota global, prioritas harus diberikan pada infrastruktur yang mendukung gaya hidup berkelanjutan,” ujarnya kepada *Kompas.com*, Minggu (24/8/2025).
Pemangkasan Trotoar Dinilai Tidak Efektif Atasi Macet
Amalia menilai kebijakan ini menunjukkan pemerintah masih lebih fokus pada kendaraan bermotor. Padahal, Pemerintah Provinsi Jakarta sebelumnya berkomitmen membangun 2.600 kilometer trotoar. Namun, hingga saat ini, baru sekitar 600 kilometer yang terealisasi dari total 6.000 kilometer jalan di ibu kota.
“Jakarta seharusnya menjadi contoh bagi daerah lain, tetapi kenyataannya baru 10% trotoar yang memadai. Sangat disayangkan. Kami berharap janji pembangunan 2.600 kilometer trotoar segera dipenuhi, bukan malah dikurangi,” tegasnya.
Trotoar Nyaman Bisa Kurangi Ketergantungan pada Kendaraan Pribadi
Amalia menambahkan, trotoar yang aman dan terintegrasi dengan transportasi umum dapat mendorong warga beralih dari kendaraan pribadi. “Pejalan kaki tidak menghasilkan emisi. Jika fasilitasnya memadai, orang akan lebih memilih berjalan kaki atau naik transportasi umum. Ini jelas mendukung pengurangan polusi dan visi Jakarta sebagai kota global,” jelasnya.
Pemprov Jakarta Setujui Pemangkasan Trotoar untuk Perluas Jalan
Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung menyetujui usulan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Bina Marga untuk memotong sebagian trotoar di Jalan TB Simatupang. Langkah ini diambil guna memperlebar jalur kendaraan dan mengatasi kemacetan.
“Saya setuju dengan rencana ini. Bahkan, jika perlu menutup atau membuka akses tol, saya izinkan. Yang terpenting, kemacetan bisa teratasi,” kata Pramono di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Sabtu (23/8/2025).
Syafrin Liputo, Kepala Dishub Jakarta, menjelaskan bahwa sebagian trotoar di sekitar Cibis Park akan diubah fungsinya agar jalan dapat kembali memiliki dua lajur. Kebijakan ini disebut sebagai solusi darurat menyusul kemacetan parah akibat proyek galian di kawasan tersebut.