
Pemkot Jakarta Utara Kaji Usulan CFD di Sekitar Museum Bahari
Pemerintah Kota Jakarta Utara masih meninjau usulan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, terkait pelaksanaan *Car Free Day* (CFD) di kawasan Museum Bahari. Menurut Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Utara, Hendrico Tampubolon, pihaknya sedang mempelajari kelayakan dan dampak potensial dari rencana tersebut.
Belum Ada Keputusan, Kajian Masih Berjalan
Hendrico mengungkapkan bahwa hingga saat ini, belum ada keputusan resmi apakah CFD akan diterapkan di sekitar Museum Bahari. “Kami masih mengevaluasi berbagai aspek, termasuk durasi pelaksanaan, ruas jalan yang bisa dialihfungsikan, serta manfaatnya bagi kawasan tersebut,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa belum ada instruksi lebih lanjut dari Pemkot Jakarta Utara maupun Pemprov DKI terkait rencana ini. Meski demikian, usulan Rano Karno menjadi bahan pertimbangan serius bagi pihaknya.
Tantangan Pelaksanaan CFD di Kawasan Museum Bahari
Beberapa faktor perlu diperhatikan sebelum CFD bisa diwujudkan di lokasi tersebut. Salah satunya adalah kepadatan lalu lintas kendaraan berat, terutama truk dan kontainer, mengingat kawasan ini berdekatan dengan Pelabuhan Sunda Kelapa.
“Jalannya tidak terlalu lebar, tetapi sering dilintasi kendaraan angkutan besar. Ini menjadi salah satu tantangan utama,” ujar Hendrico.
Rano Karno Dorong Revitalisasi Museum Bahari
Sebelumnya, Rano Karno mengusulkan CFD di sekitar Museum Bahari sebagai upaya menarik minat wisatawan. Ia menilai museum tersebut memiliki nilai sejarah dan potensi wisata yang besar, tetapi aksesnya kurang nyaman bagi pengunjung akibat lalu lintas yang padat.
“Kami ingin merevitalisasi Museum Bahari. Tempat ini sangat istimewa, tetapi kondisi transportasi di sekitarnya kurang mendukung,” kata Rano dalam sebuah kesempatan.
Dengan adanya kajian mendalam dari Pemkot Jakarta Utara, diharapkan usulan ini dapat diwujudkan dengan pertimbangan yang matang demi kenyamanan masyarakat dan kelancaran aktivitas di kawasan tersebut.