Ganti Oli Transmisi Matik: Proses yang Lebih Rumit dari Sekadar Kuras Biasa
Bagi pengguna mobil matik, mengganti oli transmisi sering dianggap sama sederhananya dengan mengganti oli mesin. Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks. Perbedaan mendasar terletak pada cara pengurasannya—tidak semua oli bisa keluar hanya dengan membuka baut bak.
Saat oli mesin dikuras, seluruh cairan lama bisa langsung terbuang. Tapi pada transmisi otomatis, hanya sekitar 50% oli yang benar-benar tumpah. Sebagian besar sisanya masih tersimpan di dalam komponen seperti *torque converter*, *valve body*, saluran pendingin, dan kopling. Inilah mengapa penggantian oli transmisi memerlukan metode khusus bernama *flushing*.
Budi Novianto, pemilik bengkel spesialis transmisi Cakrawala Matic Solutions di Cibinong, menggambarkan *flushing* seperti “cuci darah” untuk mobil.
Proses Flushing: Lebih dari Sekadar Ganti Oli
“Oli lama dikeluarkan, diganti dengan yang baru, lalu sistem diputar untuk mengedarkannya. Proses ini diulang beberapa kali sampai benar-benar bersih,” jelas Budi.
Sebagai contoh, mobil Hyundai H1 hanya membutuhkan sekitar 8 liter oli untuk penggantian biasa. Namun, jika menggunakan metode *flushing*, kebutuhan oli bisa mencapai 12–16 liter untuk memastikan hasil maksimal.
Waktu dan Frekuensi yang Tepat
Meski proses *flushing* sendiri hanya memakan waktu 10–15 menit, mobil perlu didinginkan terlebih dahulu selama kurang lebih 20 menit sebelum pekerjaan dimulai.
Budi menyarankan agar *flushing* dilakukan setiap 20.000 km atau minimal setahun sekali, tergantung intensitas penggunaan. Selain itu, penting untuk rutin memeriksa level oli transmisi—setidaknya seminggu sekali.
Bahaya Mengabaikan Oli Transmisi
“Banyak kerusakan transmisi terjadi karena oli habis tanpa disadari. Ada selang pernapasan di sistem yang perlahan menguapkan oli. Jika dibiarkan, komponen dalam bisa rusak parah,” tegasnya.





