
Surabaya Bangkit: Ribuan Warga Bersatu dalam Ikrar “Jogo Suroboyo”
Duka masih menyelimuti Surabaya setelah aksi unjuk rasa berujung kerusuhan beberapa waktu lalu. Namun, dari kepedihan itu, muncul semangat baru yang menyatukan ribuan warga Kota Pahlawan. Berbagai elemen masyarakat berkumpul di Tugu Pahlawan pada Kamis (4/9/2025), menyatakan tekad bersama untuk menjaga keamanan dan kerukunan.
Aksi ini dihadiri oleh perwakilan dari berbagai organisasi, mulai dari PCNU, Muhammadiyah, LDII, Karang Taruna, hingga komunitas ojek daring. Di bawah terik matahari, 9.319 orang mengikrarkan komitmen “Jogo Suroboyo, Jogo Indonesia” sebagai bentuk perlindungan terhadap kota tercinta. Kehadiran Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Forkopimda semakin memperkuat pesan persatuan di tengah ancaman perpecahan.
Seruan Wali Kota untuk Bangkit Bersama
Ia juga menyoroti inisiatif warga Wonokromo dan Bubutan yang berjaga-jaga saat kerusuhan terjadi. “Perjuangan mereka luar biasa dalam mempertahankan wilayah dari tindakan anarki,” tambahnya. Eri menekankan bahwa Deklarasi Jogo Suroboyo harus diwujudkan dalam tindakan nyata, seperti memperkuat Kampung Pancasila sebagai benteng keamanan.
“Aspirasi boleh disampaikan, tapi jangan sampai merusak fasilitas umum. Sebagai warga Surabaya, kita harus mencintai kota ini seperti para pahlawan dulu,” tegasnya. Ia juga mengingatkan sejarah heroik Surabaya saat melawan penjajah pada 1945, yang kini dijadikan inspirasi untuk melawan ancaman perpecahan.
Lima Poin Ikrar dan Aksi Nyata
Ikrar bersama tersebut mencakup lima poin utama:
1. Menjaga Surabaya tetap aman dan rukun.
2. Memperkuat identitas kota sebagai jati diri warga.
3. Menyampaikan aspirasi secara kritis tanpa terprovokasi.
4. Menolak kekerasan dan anarkisme.
5. Bersatu dalam harmoni tanpa amarah.
Tak hanya sekadar seruan, gerakan ini juga melahirkan aksi konkret. Pemkot Surabaya dan warga sepakat menghidupkan kembali PAM Swakarsa melalui Kampung Pancasila. Febryan Kiswanto, salah satu inisiator acara, menjelaskan bahwa ikrar ini adalah bentuk dukungan seluruh elemen masyarakat, terutama generasi muda.
“Kami ingin menyampaikan bahwa Surabaya sudah baik-baik saja dan akan terus berbenah. Kerusuhan ini jadi momentum untuk memperkuat gotong royong,” ujar Febryan, Ketua Karang Taruna Surabaya. Ia menegaskan bahwa pemuda menjadi bagian penting dalam gerakan ini, bersama Surabaya Youth Leader Forum dan Forum Jogo Suroboyo (FJS).
Kini, Surabaya perlahan bangkit. Warga diajak kembali beraktivitas normal—berdagang, membuka warkop, dan bersosialisasi—dengan kesadaran baru untuk bersama-sama menjaga kota tercinta.