
Pasar Lontar Koja: Tata Letak Aneh dan Ditinggal Pedagang
Pasar Lontar di Koja, Jakarta Utara, menjadi sorotan karena kondisi sepi dan tata letak kios yang dinilai tidak praktis. Alih-alih memenuhi lantai satu dengan penjual bahan pokok seperti sayur dan daging, justru pedagang pakaian hingga emas mendominasi area tersebut. Sementara itu, penjual ikan dan daging justru ditempatkan di lantai dua, membuat pengunjung kesulitan mengakses kebutuhan utama.
Asri (70), warga setempat, mengungkapkan keheranannya. “Aneh kan, ikan dijual di atas, sementara di bawahnya malah jualan baju,” ujarnya saat ditemui di belakang pasar, Minggu (14/9/2025). Akibatnya, banyak pedagang daging memilih hengkang dari lantai dua dan pindah ke Pasar Maja di ujung jalan. Selain tidak efisien, penempatan ini juga memberatkan para lansia yang harus bolak-balik naik turun tangga.
Asri pun mengusulkan agar pasar dibangun tanpa tingkat. “Kalau satu lantai saja, semua lebih mudah diakses, termasuk pedagang yang masih bertahan di sini,” tambahnya.
Pedagang Lebih Nyaman Berjualan di Belakang Pasar
Di area belakang Pasar Lontar, justru terlihat lebih ramai dengan deretan pedagang sayur dan kebutuhan sehari-hari. Ramdan (40), petugas parkir dan kebersihan pasar, mengungkapkan bahwa sebagian pedagang tersebut sebelumnya pernah berjualan di dalam pasar. “Mereka pindah keluar supaya lebih ramai. Mungkin kalau mau hidupkan lagi pasar, pedagang di luar bisa diajak kembali,” katanya.
Namun, Anto (52), salah satu pedagang, membantah bahwa mereka adalah mantan penghuni pasar. “Kami dari awal memang di sini. Yang dari dalam pasar kebanyakan pindah ke Pasar Maja,” jelasnya.
Bagi pedagang di luar, pindah ke dalam pasar justru dianggap berisiko. “Kalau masuk ke dalam, siapa yang mau beli? Tempatnya kumuh, apalagi kalau banjir, pembeli malas datang,” keluhnya. Biaya sewa dan tambahan seperti listrik juga menjadi alasan mereka enggan kembali. “Kami ini hidup dari utang, mana mampu bayar sewa plus listrik?” ujar Anto.