
Warteg di Jakarta Bertahan dengan Harga Rp 10.000 Meski Harga Pangan Melambung
Di tengah lonjakan harga bahan pokok, banyak warung tegal (warteg) di Jakarta kesulitan mempertahankan menu lengkap seharga Rp 10.000. Namun, Sigit, pemilik warteg di Jatinegara, Jakarta Timur, masih berupaya menawarkan makanan terjangkau meski dengan pilihan yang lebih terbatas.
Menu Terbatas, Harga Tetap Terjangkau
Dengan uang Rp 10.000, pelanggan hanya bisa mendapatkan nasi dan telur tanpa tambahan sayur atau lauk lainnya. Sementara itu, menu nasi dan ayam kini dijual seharga Rp 15.000. Sigit juga menyediakan paket nasi, telur, dan sayur seharga Rp 12.000, yang menjadi favorit pelanggannya.
Tak hanya itu, ia memberikan harga khusus bagi pekerja bangunan: Rp 10.000 untuk nasi, telur, dan sayur, meski dengan porsi nasi lebih banyak dan sayur yang sedikit dikurangi.
Keuntungan Tipis, Niat Membantu Tetap Utama
Meski harga bahan baku terus naik, Sigit mengaku masih bisa meraih keuntungan sekitar Rp 4.000–Rp 5.000 per porsi. Ia berkomitmen untuk tetap membantu masyarakat yang membutuhkan makanan murah di tengah tekanan ekonomi.
Kemiskinan dan Kerentanan Ekonomi
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, garis kemiskinan nasional per Maret 2025 mencapai Rp 609.160 per kapita per bulan, atau sekitar Rp 20.305 per hari. Angka ini menunjukkan betapa rentannya masyarakat berpenghasilan rendah terhadap kenaikan harga pangan. Jumlah penduduk miskin Indonesia pada periode tersebut tercatat 23,85 juta orang, atau 8,47% dari total populasi.