 
									Waspada! Cedera Otak pada Anak Akibat Jatuh dari Ketinggian
Orang tua perlu lebih waspada terhadap risiko cedera otak pada anak yang terjatuh dari ketinggian, terutama jika kepala mengalami benturan. dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A, dokter spesialis anak, mengingatkan bahwa jatuh dari ketinggian lebih dari satu meter berpotensi berbahaya, apalagi jika bagian kepala terbentur. Kondisi ini bisa memicu pendarahan di dalam otak, yang berisiko serius jika tidak segera ditangani.
3 Tanda Utama Cedera Otak Serius pada Anak
Setelah anak terjatuh, ada beberapa gejala kritis yang harus diperhatikan:
- Muntah menyembur: Tidak seperti muntah biasa, muntah yang keluar dengan kuat bisa menjadi tanda tekanan meningkat di dalam kepala akibat pendarahan atau pembengkakan otak.
- Anak tidak responsif: Jika anak sulit dibangunkan, tidak merespons panggilan, atau bicaranya tidak jelas, ini bisa mengindikasikan penurunan kesadaran akibat cedera otak.
- Sakit kepala parah: Anak mungkin rewel atau menangis tanpa henti karena kesakitan. Pada bayi, tonjolan di ubun-ubun bisa menjadi pertanda bahaya.
Langkah yang Harus Dilakukan Orang Tua
Setelah kejadian, pantau kondisi anak selama 48 jam. Jika muncul salah satu gejala di atas, segera bawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, jika dalam dua hari tidak ada tanda-tanda mengkhawatirkan, kemungkinan besar anak dalam kondisi aman. Meski begitu, jika orang tua merasa ragu, konsultasi dengan dokter tetap dianjurkan.
Pencegahan juga menjadi kunci utama. Pastikan area bermain anak aman dan selalu awasi mereka saat bermain di tempat yang tinggi untuk meminimalisir risiko kecelakaan.







