Waspada! Banjir di Bali Picu Berbagai Penyakit Menular – Ini yang Harus Diantisipasi

0 0
Read Time:2 Minute, 13 Second

Banjir di Denpasar: Ancaman Kesehatan yang Mengintai di Balik Genangan Air

Banjir besar yang melanda Denpasar, Bali, sejak Selasa (9/9/2025) tak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga membawa risiko serius bagi kesehatan. Akses jalan terputus, rumah-rumah terendam, dan evakuasi terus dilakukan untuk menyelamatkan warga yang terdampak.

“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD untuk memastikan data evakuasi akurat dan tidak terjadi kesimpangsiuran informasi,” ujar Juni Antara, Kepala Kasi Operasi dan Kesiapsiagaan SAR Denpasar, seperti dilaporkan Kompas.com (11/9/2025). Tim SAR sendiri menghadapi kendala karena banyak jalur yang tidak bisa dilalui kendaraan.

Di tengah kondisi ini, masyarakat perlu waspada terhadap ancaman penyakit yang kerap muncul pasca-banjir.

Risiko Penyakit Akibat Banjir

Waspadai macam-macam penyakit pasca banjir. Simak selengkapnya.

Wilma Subra, aktivis lingkungan, mengingatkan bahwa air banjir yang tercemar limbah bisa menyebabkan iritasi kulit, bisul, atau ruam, terutama jika kulit terendam terlalu lama. Kementerian Kesehatan RI juga memperingatkan beberapa penyakit yang kerap muncul setelah banjir:

  • Diare – Disebabkan konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri dari air kotor.
  • Demam Berdarah Dengue (DBD) – Genangan air menjadi tempat ideal nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.
  • Leptospirosis – Bakteri leptospira dapat masuk melalui luka kecil atau selaput lendir saat kontak dengan air banjir.
  • Penyakit kulit – Infeksi jamur, kurap, dan gatal-gatal akibat paparan air kotor.
  • ISPA – Mudah menyebar di lingkungan pengungsian yang padat dan lembap.

Kondisi pengungsian di Denpasar, di mana banyak warga mengungsi di balai banjar, semakin meningkatkan risiko penularan penyakit, terutama ISPA.

Bahaya Lain dari Air Banjir

Selain penyakit, banjir juga membawa ancaman lain:

  • Iritasi kimia – Air yang terkontaminasi bahan kimia dapat menyebabkan ruam atau iritasi mata.
  • Benda tajam – Kaca, logam, atau paku yang tersembunyi di air keruh berpotensi melukai.
  • Hewan berbahaya – Ular, tikus, dan serangga mungkin masuk ke pemukiman karena habitatnya terganggu.
  • Sengatan listrik – Kabel yang terendam air bisa menimbulkan bahaya fatal.

Masyarakat disarankan memastikan listrik dimatikan sebelum kembali ke rumah yang terdampak banjir.

Dampak pada Kesehatan Mental

Banjir tidak hanya merusak fisik, tetapi juga memengaruhi kesehatan mental. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa bencana ini dapat memicu kecemasan, depresi, dan stres, terutama akibat kehilangan harta benda atau tempat tinggal.

Di tengah situasi ini, menjaga komunikasi dan kebersamaan antarwarga menjadi penting untuk mempertahankan ketahanan mental.

Langkah Pencegahan Penyakit Pasca-Banjir

Beberapa cara untuk mengurangi risiko penyakit setelah banjir:

  • Hindari kontak langsung dengan air banjir. Gunakan sepatu bot dan sarung tangan jika terpaksa melewatinya.
  • Jangan mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi air banjir.
  • Bersihkan dan disinfeksi barang-barang yang terendam, terutama peralatan makan dan area bermain anak.
  • Gunakan obat anti-nyamuk untuk mencegah DBD.
  • Segera periksa ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti diare, demam, sesak napas, atau infeksi kulit.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat dapat meminimalkan dampak kesehatan akibat banjir yang melanda Denpasar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Waspada! Bahaya Berbagi Data Medis dengan AI yang Jarang Diketahui

Waspadai Risiko Kebocoran Data Pribadi Saat Berinteraksi dengan AI Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin meluas dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, pendidikan, hingga aktivitas harian. Namun, masyarakat diminta…

Diagnosis Dini Kunci Cegah Risiko Kematian

70% Anak Indonesia Alami Keterlambatan Diagnosis Diabetes Tipe 1, Bahaya Ketoasidosis Mengintai Tujuh dari sepuluh anak di bawah 18 tahun di Indonesia terlambat didiagnosis menderita diabetes tipe 1. Kondisi ini…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Timnas Futsal Indonesia Juara CFA, Sabet Segudang Gelar Individual!

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 0 views
Timnas Futsal Indonesia Juara CFA, Sabet Segudang Gelar Individual!

Persija Jakarta Buka Suara Soal Transfer Thom Haye ke Persib Bandung

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 0 views
Persija Jakarta Buka Suara Soal Transfer Thom Haye ke Persib Bandung

Arsenal Siapkan Kontrak Megah untuk Pertahankan William Saliba dari Incaran Real Madrid

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 0 views
Arsenal Siapkan Kontrak Megah untuk Pertahankan William Saliba dari Incaran Real Madrid

Waspada! Banjir di Bali Picu Berbagai Penyakit Menular – Ini yang Harus Diantisipasi

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 1 views
Waspada! Banjir di Bali Picu Berbagai Penyakit Menular – Ini yang Harus Diantisipasi

Waspada! Bahaya Berbagi Data Medis dengan AI yang Jarang Diketahui

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 1 views
Waspada! Bahaya Berbagi Data Medis dengan AI yang Jarang Diketahui

Warga Depok Geram, Tunjangan Rumah DPRD Rp47 Juta Dinilai Berlebihan: Kontrakan Rp2 Juta Pun Sudah Nyaman

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 1 views
Warga Depok Geram, Tunjangan Rumah DPRD Rp47 Juta Dinilai Berlebihan: Kontrakan Rp2 Juta Pun Sudah Nyaman