Waspada! Kasus Campak Meningkat di Sumenep: Gejala dan Kelompok Rentan yang Harus Diketahui

0 0
Read Time:2 Minute, 4 Second

Jakarta – Penyakit campak, yang disebabkan oleh virus *Morbillivirus* dari keluarga *paramyxovirus*, menyebar melalui percikan air liur (*droplet*) saat penderitanya batuk atau bersin. Saat ini, kasus campak sedang melonjak di beberapa wilayah di Sumenep, Jawa Timur, terutama di lima kecamatan: Kalianget, Rubaru, Kota, Dasuk, dan Saronggi.

Menurut Achmad Syamsuri, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sumenep, Kalianget mencatat kasus tertinggi dengan 220 penderita, diikuti Rubaru (146 kasus), Kota (122 kasus), Dasuk (115 kasus), dan Saronggi (107 kasus). Secara keseluruhan, sejak Januari hingga Agustus 2025, terdapat 1.944 kasus campak di Sumenep, dengan 12 anak dilaporkan meninggal dunia.

Gejala Campak yang Perlu Diwaspadai

Lebih dari Sekadar Demam dan Ruam Merah

Campak tak hanya ditandai ruam merah. Kenali gejala campak lainnya dan siapa saja yang rentan terkena campak berikut ini.
Campak tidak hanya ditandai dengan munculnya ruam merah. Ada sejumlah gejala lain yang perlu diperhatikan.

Berdasarkan informasi dari situs RS Mitra Keluarga, gejala utama campak meliputi demam tinggi di atas 38°C yang berlangsung minimal tiga hari, disertai batuk, pilek, serta ruam merah di beberapa bagian tubuh. Selain itu, penderita juga bisa mengalami mata merah, mata berair, atau salah satu dari gejala tersebut.

Ruam kulit yang muncul biasanya terlihat sedikit menonjol, berwarna berbeda dari kulit normal, dan bertahan selama tiga hari atau lebih. Sementara itu, RS Primaya menambahkan bahwa gejala lain seperti diare, radang tenggorokan, bercak putih keabuan di mulut dan tenggorokan, serta sensitivitas mata terhadap cahaya juga dapat terjadi.

Tiga Tahapan Gejala Campak

Gejala campak umumnya berkembang dalam tiga fase. Fase pertama ditandai dengan demam disertai batuk atau pilek. Fase kedua muncul ruam kemerahan di tubuh, dan fase ketiga ditandai dengan ruam yang menghitam sebelum akhirnya memudar.

Kelompok yang Rentan Terkena Campak

Campak tak hanya ditandai ruam merah. Kenali gejala campak lainnya dan siapa saja yang rentan terkena campak berikut ini.
Campak bisa menyerang siapa saja, terutama anak-anak. Berikut kelompok yang paling berisiko:

1. Belum Mendapat Vaksin

Orang yang belum divaksin campak memiliki risiko tinggi tertular. Vaksinasi campak bisa diberikan sejak usia sembilan bulan dengan dosis ulang pada usia 18 bulan.

2. Bepergian ke Daerah Wabah

Mereka yang mengunjungi wilayah dengan kasus tinggi, seperti lima kecamatan di Sumenep, lebih rentan terpapar virus.

3. Kekurangan Vitamin A

Kadar vitamin A yang rendah dapat meningkatkan kerentanan terhadap campak. Selain itu, anak dengan kondisi kesehatan buruk, penderita penyakit kronis, dan orang dengan sistem imun lemah juga berisiko tinggi.

Komplikasi Serius Akibat Campak

Campak tak hanya ditandai ruam merah. Kenali gejala campak lainnya dan siapa saja yang rentan terkena campak berikut ini.
Meski jarang terjadi, campak dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti infeksi telinga, bronkitis, pneumonia, hingga ensefalitis (radang otak).

Upaya Penanganan di Sumenep

Sebagian besar pasien campak di Sumenep telah mendapat perawatan medis, meski beberapa memerlukan rujukan ke rumah sakit. Untuk mengendalikan penyebaran, Dinas Kesehatan setempat akan menggelar imunisasi massal mulai Senin (25/8/2025).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

5 Rahasia Hubungan Sehat dengan Teori Secure Attachment Style

Gaya Kelekatan dalam Hubungan: Mengenal *Secure Attachment* dan Manfaatnya Setiap orang memiliki cara unik dalam membentuk ikatan emosional, yang dikenal sebagai *attachment style* atau gaya kelekatan. Pola ini sangat dipengaruhi…

5 Langkah Psikiater Temukan Harapan Saat Hidup Terasa Hampa & Kosong

Merangkul Dinamika Hidup: Menemukan Harapan di Tengah Kekosongan Perasaan hampa dan kehilangan arah seringkali muncul sebagai bagian alami dari perjalanan hidup manusia. Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, SpKJ, psikiater dari…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Daihatsu Gelar Part Bazaar, Edukasi Komunitas Pentingnya Suku Cadang Asli

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 0 views
Daihatsu Gelar Part Bazaar, Edukasi Komunitas Pentingnya Suku Cadang Asli

DAMRI Luncurkan Rute Langsung Pontianak-Palangkaraya, Lebih Cepat Tanpa Transit!

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 0 views
DAMRI Luncurkan Rute Langsung Pontianak-Palangkaraya, Lebih Cepat Tanpa Transit!

Seru Banget! Test Drive L8 di Longshan, Wuhu China – Pengalaman Tak Terlupakan!

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 0 views
Seru Banget! Test Drive L8 di Longshan, Wuhu China – Pengalaman Tak Terlupakan!

Cicilan Ringan Honda BeAT Street Mulai Rp800.000 – Solusi Mobilitas Tanpa Beban!

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 2 views
Cicilan Ringan Honda BeAT Street Mulai Rp800.000 – Solusi Mobilitas Tanpa Beban!

Ini Bedanya untuk Kenyamanan Berkendara

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 0 views
Ini Bedanya untuk Kenyamanan Berkendara

Apakah Biosolar Penyebabnya?

  • By Admin
  • October 20, 2025
  • 1 views
Apakah Biosolar Penyebabnya?