Waspada! Minuman Manis Kemasan Picu Diabetes dan Gagal Ginjal pada Anak, KPAI Ingatkan Orang Tua

0 0
Read Time:1 Minute, 59 Second

Minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) kini semakin mudah dijangkau oleh anak-anak di Indonesia, bahkan dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Hal ini menimbulkan kekhawatiran serius mengingat dampak kesehatan yang bisa timbul akibat konsumsi gula berlebihan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperingatkan bahwa anak-anak saat ini rentan terkena penyakit tidak menular seperti obesitas, diabetes, dan gagal ginjal akibat kebiasaan mengonsumsi minuman tinggi gula. Data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan peningkatan kasus diabetes pada anak hingga 70 kali lipat pada Januari 2023 dibandingkan tahun 2010.

“Setiap anak berhak mendapatkan layanan kesehatan dan jaminan sosial yang sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosialnya,” tegas Dr. Jasra Putra, Wakil Ketua KPAI, dalam acara edukasi publik “Cukaikan MBDK” yang diselenggarakan oleh Forum Warga Kota (FAKTA) di Jakarta Pusat, Rabu (30/7/2025).

Jasra mengungkapkan keprihatinannya atas maraknya penjualan MBDK dengan harga sangat murah, yang mudah diakses anak-anak. “Ketua FAKTA bahkan menunjukkan contoh produk minuman kemasan yang dijual seharga Rp500 hingga Rp1.000 dengan kandungan gula yang sangat tinggi,” ujarnya.

Bahaya minuman manis untuk anak

Pentingnya menjamin keamanan produk pangan anak

Kiri-kanan, Oki (Kementerian Perindustrian), Anton (Moderator), Dr. Jasra Putra (Wakil Ketua KPAI), Rr. Endah Sri Rejeki (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Gunawan (Kementerian Keuangan, Bea Cukai), Tia (Yayasan Ginjal Anak Indonesia), Ari Subagyo (Ketua FAKTA Indonesia), dalam acara edukasi publik Cukaikan MBDK, di Komisi Perlindungan Anak, Jakarta, pada Rabu (30/7/2025).

Selain aspek kesehatan, Jasra juga menekankan pentingnya tanggung jawab industri dalam memastikan keamanan produk makanan dan minuman untuk anak. “Produk yang dipasarkan kepada anak harus mengandung gizi seimbang dan mendukung tumbuh kembang, bukan malah membahayakan,” katanya.

Ia mendorong industri untuk menerapkan prinsip perlindungan anak dalam setiap tahap produksi dan pemasaran. Selain itu, Jasra mengingatkan bahwa pemerintah telah memiliki landasan hukum untuk mengatur konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) berlebih melalui Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024.

Dalam pasal 194 dan 195, diatur batas maksimal kandungan GGL dalam makanan olahan serta larangan promosi produk tidak sehat di media yang mudah diakses anak.

Peran orangtua dalam konsumsi minuman manis

Masih ada yang belum paham cara memberikan asupan untuk anak

KPAI memperingatkan bahaya minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada anak. Konsumsi gula berlebih dari MBDK bisa memicu diabetes dan gagal ginjal.

Acara tersebut juga menyoroti pentingnya peran orangtua dalam mengawasi asupan gula anak. Berdasarkan survei KPAI tahun 2020 terhadap lebih dari 13.000 orangtua, sekitar 60% di antaranya belum memahami cara memberikan asupan yang sehat bagi anak.

“Ada hubungan antara tingkat pendidikan orangtua dengan kemampuan mereka dalam memastikan konsumsi anak yang sehat. Edukasi ini perlu terus ditingkatkan,” jelas Jasra.

KPAI menegaskan bahwa perlindungan anak merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha. Dengan meningkatnya konsumsi MBDK dan dampak kesehatan yang nyata, diperlukan langkah serius dari semua pihak agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat dan terlindungi sejak dini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Isu Ras Jadi Sorotan

American Eagle dan Kontroversi Kampanye “Good Genes” dengan Sydney Sweeney Retail fashion ternama asal Amerika Serikat, American Eagle Outfitters, sedang menjadi sorotan berkat kampanye terbarunya yang menampilkan bintang *Euphoria*, Sydney…

10 Tanda Hubungan Sehat (Green Flag) vs Toxic (Red Flag) yang Wajib Kamu Tahu!

Tidak semua hubungan yang terlihat baik-baik saja benar-benar sehat, begitu pula sebaliknya—beberapa hubungan yang beracun sering kali baru disadari setelah terlambat. Menurut Aaron Steinberg, psikolog dan pelatih hubungan, ciri utama…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Isu Ras Jadi Sorotan

  • By Admin
  • August 1, 2025
  • 0 views
Isu Ras Jadi Sorotan

10 Tanda Hubungan Sehat (Green Flag) vs Toxic (Red Flag) yang Wajib Kamu Tahu!

  • By Admin
  • August 1, 2025
  • 0 views
10 Tanda Hubungan Sehat (Green Flag) vs Toxic (Red Flag) yang Wajib Kamu Tahu!

Inspirasi Kecantikan Tanpa Filter

  • By Admin
  • August 1, 2025
  • 0 views
Inspirasi Kecantikan Tanpa Filter

Wujudkan Deteksi Dini & Akses Perawatan Setara untuk Semua

  • By Admin
  • August 1, 2025
  • 0 views
Wujudkan Deteksi Dini & Akses Perawatan Setara untuk Semua

34 Produk Kosmetik Terkontaminasi Merkuri & Timbal, BPOM Peringatkan Bahayanya!

  • By Admin
  • August 1, 2025
  • 0 views
34 Produk Kosmetik Terkontaminasi Merkuri & Timbal, BPOM Peringatkan Bahayanya!

Cek Sekarang untuk Hindari Risiko Kesehatan!

  • By Admin
  • August 1, 2025
  • 0 views
Cek Sekarang untuk Hindari Risiko Kesehatan!