
Nyeri Dada Kiri Bukan Selalu Maag, Bisa Jadi Alarm Jantung Bermasalah
Rasa sakit di bagian dada kiri atau tengah kerap dianggap sebagai gangguan lambung. Padahal, bisa jadi itu adalah sinyal awal masalah jantung yang butuh penanganan serius.
Tak sedikit orang yang langsung menghubungkan nyeri dada dengan naiknya asam lambung atau GERD (*gastroesophageal reflux disease*). Padahal, menurut dr. Sebastian Andy, Sp. JP, Subsp. Ar(K), FIHA, dokter jantung dari Primaya Hospital, kesalahan diagnosis ini cukup sering terjadi di masyarakat.
Baca juga: [Kenali Tanda yang Sering Disangka GERD Ternyata Serangan Jantung](https://health.kompas.com/read/25E30100000268/kenali-tanda-yang-sering-disangka-gerd-ternyata-serangan-jantung)
Banyak pasien yang awalnya memeriksakan diri ke dokter pencernaan karena mengira sakit dada berasal dari lambung. Padahal, belum tentu sumber masalahnya di situ.
“Yang pertama terpikir biasanya sakit maag. Memang benar GERD bisa memicu sensasi terbakar atau nyeri di dada, tapi tidak semua keluhan itu berasal dari lambung,” jelas dr. Sebastian dalam Primaya Fair 2025 di Jakarta Utara.
### Jangan Abaikan Ancaman Jantung
dr. Sebastian menegaskan, meskipun sakit lambung menimbulkan ketidaknyamanan, kondisi ini tidak mengancam nyawa. Sebaliknya, gangguan jantung bisa berakibat fatal jika terlambat ditangani.
“Sakit maag tidak menyebabkan kematian. Yang berbahaya adalah ketika kita langsung menganggap nyeri dada sebagai gangguan lambung tanpa memeriksa kemungkinan penyakit jantung,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia menyarankan untuk memprioritaskan pemeriksaan jantung sebelum mengobati keluhan lambung.
Baca juga: [Nyeri Dada: GERD atau Serangan Jantung? Kenali Perbedaannya](https://health.kompas.com/read/25D12100300068/nyeri-dada–gerd-atau-serangan-jantung-kenali-perbedaannya)
Pemeriksaan awal bisa dilakukan dengan rekam jantung (*electrocardiogram* atau EKG). Jika diperlukan, dilanjutkan dengan *treadmill test* untuk melihat respons jantung saat dipacu.
“Jika EKG belum memberikan jawaban pasti, *treadmill test* bisa membantu mendeteksi kelainan jantung,” ujarnya.
### Utamakan Pemeriksaan yang Lebih Kritis
Prinsip “logika fatal” harus diterapkan saat mengevaluasi nyeri dada. Artinya, kemungkinan penyebab yang lebih berbahaya harus diperiksa terlebih dahulu.
“Pastikan jantung dalam kondisi baik sebelum mengobati lambung. Jangan sampai penyakit jantung justru diatasi dengan obat maag. Itu tidak akan menyelesaikan masalah,” jelasnya.
Baca juga: [Ketahui Pemicu Henti Jantung, Bisa Terjadi Mendadak pada Orang Sehat](https://health.kompas.com/read/25J08100500368/ketahui-pemicu-henti-jantung-bisa-terjadi-mendadak-pada-orang-sehat)
Setelah dipastikan jantung normal, baru pasien bisa fokus menangani gangguan pencernaan dengan berkonsultasi ke dokter spesialis terkait.
### Waspadai Faktor Risiko
Kelompok berisiko tinggi, seperti usia di atas 50 tahun dengan riwayat hipertensi, diabetes, atau obesitas, harus lebih waspada terhadap nyeri dada.
“Jika ada faktor risiko, pertimbangkan dulu kemungkinan jantung sebelum menyimpulkan sakit lambung. Karena penyakit jantung bisa datang tiba-tiba dan fatal,” tegas dr. Sebastian.
### Jangan Remehkan Sinyal Tubuh
Pesan penting dari dr. Sebastian: jangan mengabaikan gejala yang muncul. Nyeri dada yang menjalar ke punggung atau disertai sesak napas, keringat dingin, atau pusing bisa menjadi tanda serangan jantung.
Baca juga: [Nyeri Dada Setelah Olahraga, Apa Tanda Sakit Jantung? Ini Kata Dokter](https://health.kompas.com/read/25I28143500768/nyeri-dada-setelah-olahraga-apa-tanda-sakit-jantung-ini-kata-dokter)
“Utamakan pemeriksaan jantung dulu, baru cari penyebab lain. Jangan sampai penyakit jantung terlewatkan,” pungkasnya.
*KOMPAS.com selalu menghadirkan informasi akurat dan terpercaya. Dapatkan update terbaru dengan mengunduh Aplikasi KOMPAS.com [di sini](https://app.kompas.com/download?source=Kompas.com&medium=Referral&campaign=belowarticle).*