Nyeri Tulang yang Tak Kunjung Reda? Bisa Jadi Tanda Awal Kanker yang Perlu Diwaspadai
Rasa nyeri di tulang, khususnya pada tungkai, sering dianggap sebagai pegal biasa. Padahal, keluhan ini bisa menjadi gejala awal kanker tulang yang memerlukan penanganan serius.
Menurut Dr. Muhammad Wahyudi, Sp.OT(K), Konsultan Onkologi Ortopedi Eka Hospital BSD, banyak pasien baru memeriksakan diri setelah muncul pembengkakan, padahal nyeri yang persisten sebenarnya adalah gejala utama.
“Umumnya, pasien datang setelah ada bengkak. Padahal, sebelum pembengkakan muncul, biasanya sudah ada gejala seperti nyeri dalam atau pegal yang tak kunjung hilang,” ujarnya dalam diskusi mengenai kanker tulang, Kamis (18/9/2025).
Dr. Wahyudi menekankan pentingnya mengenali gejala sejak dini untuk meningkatkan peluang kesembuhan.
Kasus Langka tapi Berisiko Tinggi

“Jika dibandingkan dengan kanker organ lain, kasus kanker tulang mungkin kurang dari satu persen,” jelas dr. Wahyudi.
Kanker tulang terbagi menjadi dua jenis: primer dan sekunder. Jenis primer berasal dari sel tulang itu sendiri, sementara sekunder terjadi ketika sel kanker menyebar dari organ lain ke tulang.
“Pada kasus primer, osteosarkoma paling sering menyerang remaja karena sel tulang mereka aktif membelah dan rentan mutasi. Sementara kanker sekunder biasanya dialami orang berusia 40 tahun ke atas, misalnya akibat penyebaran dari kanker payudara,” paparnya.
Gejala yang Sering Diabaikan

“Nyeri yang tidak membaik meski sudah diistirahatkan, apalagi jika terjadi di malam hari, harus segera diperiksakan,” tegas dr. Wahyudi.
Jika nyeri berlangsung terus-menerus selama 2–3 minggu, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
“Misalnya, nyeri di tungkai atau anggota gerak yang tak kunjung sembuh dalam beberapa minggu, itu tanda untuk segera memeriksakan diri,” tambahnya.
Beberapa jenis tumor tulang ganas, seperti osteosarkoma, sering muncul di area lutut, tulang paha, bahu, atau panggul.
Deteksi dan Risiko Kanker Tulang
Saat ini, belum ada skrining khusus untuk kanker tulang. Pemeriksaan biasanya dimulai dengan X-ray atau MRI jika diperlukan.
“Tumor baru terlihat di X-ray setelah 50% tulang rusak. Namun, nyeri sudah muncul sebelum kerusakan terjadi,” ungkapnya.
Meski kanker tulang bisa mengancam nyawa, peluang sembuh tetap ada.
“Risiko terburuknya fatal, tetapi kanker tulang bisa disembuhkan,” jelas dr. Wahyudi.
Penyebab utamanya adalah mutasi genetik sporadis, bukan gaya hidup atau pola makan.
Terapi Tanpa Harus Amputasi
Banyak pasien khawatir harus menjalani amputasi. Namun, menurut dr. Wahyudi, pilihan terapi tergantung pada stadium dan jenis tumor.
“Ada beberapa metode, seperti pembedahan, kemoterapi, atau radiasi. Untuk pembedahan, kami bisa melakukan *limb salvage surgery* untuk menyelamatkan tungkai,” paparnya.
Amputasi hanya dilakukan jika tumor sudah sangat besar atau menyebar luas.
“Jika pasien datang sejak dini dan kondisinya memungkinkan, amputasi bisa dihindari. Kebanyakan kasus bisa ditangani dengan rekonstruksi tulang,” pungkasnya.







