
Waspada! BPA dalam Kemasan Plastik Bisa Ancaman Serius bagi Kesehatan Anak
Bisphenol A atau BPA bukan sekadar zat kimia biasa. Senyawa ini kerap bersembunyi dalam produk sehari-hari seperti botol minum, wadah makanan, bahkan struk belanja. Risikonya? Paparan BPA bisa berdampak serius, terutama pada bayi dan balita yang sistem tubuhnya masih rentan.
🔎 Mengenal BPA: Si Bahan Kimia yang Sering Tak Terlihat
BPA adalah komponen yang digunakan untuk membuat plastik keras dan lapisan kaleng makanan. Zat ini bisa meresap ke dalam makanan atau minuman, terutama ketika terpapar suhu panas. Produk seperti galon isi ulang, mainan anak, dan kemasan plastik berpotensi menjadi sumber paparan.
⚠️ Dampak BPA pada Kesehatan Anak yang Harus Diwaspadai
Bayi dan balita memiliki kemampuan terbatas dalam mengurai BPA, sehingga zat ini bisa menumpuk di tubuh mereka. Bahaya yang mengintai meliputi:
- Gangguan perkembangan otak, memengaruhi kemampuan kognitif.
- Sistem imun melemah, membuat anak mudah sakit.
- Masalah perilaku seperti hiperaktif, kecemasan, hingga sulit konsentrasi.
- Risiko obesitas dan diabetes di kemudian hari.
🌐 Larangan BPA Mulai Digaungkan di Berbagai Negara
Isu BPA kini menjadi perhatian global. Sebanyak 85 negara mendesak pelarangan total senyawa ini dalam pertemuan PBB di Busan, Korea Selatan. Sementara itu, Eropa telah menetapkan ambang batas lebih ketat dan akan memberlakukan larangan BPA pada kemasan pangan mulai 2025.
🇮🇩 Langkah Indonesia dalam Melindungi Konsumen
BPOM RI telah mewajibkan pencantuman label peringatan BPA pada galon air minum berbahan polikarbonat. Kebijakan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya orang tua, dalam memilih produk yang aman untuk keluarga.
🛡️ Cara Jitu Kurangi Paparan BPA pada Anak
Orang tua bisa mengambil langkah praktis untuk melindungi buah hati:
- Pilih produk berlabel “BPA Free”.
- Jangan panaskan makanan/minuman dalam wadah plastik.
- Segera ganti galon yang sudah usang atau rusak.
- Selalu cek label kemasan sebelum membeli.
📌 Intisari Penting
Efek BPA mungkin tidak langsung terlihat, tetapi akumulasinya bisa berbahaya dalam jangka panjang. Perlindungan sejak dini, terutama di 1.000 hari pertama kehidupan anak, sangat krusial. Dengan lebih teliti memilih produk, orang tua dapat meminimalkan risiko paparan zat berbahaya ini.
Informasi ini bersumber dari Kompas.com.