Jangan Sepelekan Perawatan Oli Transmisi Matik, Ini Dampaknya!
Meski sering diabaikan, perawatan transmisi otomatis sebenarnya krusial bagi kelancaran performa mobil. Tanpa penggantian oli transmisi yang terjadwal, risiko kerusakan seperti perpindahan gigi yang kasar atau tersendat bisa mengintai.
Kebiasaan yang Sering Diabaikan
Johan, pemilik bengkel JJ Mobil Bekasi, mengungkapkan bahwa banyak pemilik mobil, terutama mobil bekas, kerap melupakan jadwal penggantian oli transmisi. Padahal, seiring waktu, oli akan kehilangan kemampuannya melumasi komponen transmisi dengan optimal.
Fungsi Vital Oli Transmisi
Oli transmisi bukan sekadar pelumas, melainkan juga berperan sebagai media tekanan hidrolik untuk menggerakkan gigi pada sistem otomatis. Ketika kualitas oli menurun, gesekan antar komponen dapat menimbulkan serpihan kotoran atau endapan. Jika dibiarkan, endapan ini bisa menyumbat gearbox dan mengganggu kelancaran perpindahan gigi, bahkan menimbulkan hentakan saat mobil melaju.
Kapan Harus Ganti Oli Transmisi?
Johan merekomendasikan penggantian oli transmisi setiap 25.000–30.000 kilometer. Namun, untuk mobil yang lebih sering digunakan di jalan lancar, intervalnya bisa diperpanjang hingga 50.000–60.000 kilometer.
Gejala Oli Transmisi yang Harus Diperhatikan
Selain perpindahan gigi yang tersendat, oli transmisi yang jarang diganti juga bisa menyebabkan:
- Perpindahan gigi terasa kasar
- Hentakan keras seperti “jedug” saat berpindah gigi
Hal ini terjadi karena transmisi otomatis mengandalkan tekanan oli yang stabil. Jika oli sudah kotor atau terlalu encer, tekanan tidak lagi konsisten, sehingga perpindahan gigi pun kehilangan kelancarannya.







