
Setiap tanggal 1 Agustus, masyarakat internasional bersatu memperingati Hari Kanker Paru Sedunia, sebuah inisiatif global untuk menyoroti ancaman penyakit yang menjadi pembunuh nomor satu di antara berbagai jenis kanker.
Mengusung Tema Baru Tahun 2025
Tahun depan, peringatan ini mengangkat tema *”Breaking Barriers: Championing Early Detection and Equal Care”*, yang berfokus pada upaya mendobrak hambatan dalam deteksi dini dan memastikan akses layanan kesehatan yang adil bagi semua kalangan, terlepas dari status sosial, ekonomi, atau lokasi geografis.
Fakta Kanker Paru yang Mengkhawatirkan
Menurut laporan Forum of International Respiratory Societies (FIRS), pada 2020 tercatat 2,5 juta kasus baru kanker paru di seluruh dunia, dengan korban jiwa mencapai 1,8 juta. Angka ini menempatkan kanker paru sebagai penyebab kematian akibat kanker tertinggi, baik pada pria maupun wanita.
Dr. Raman Narang, Konsultan Senior Onkologi Medik di Andromeda Cancer Hospital, Sonipat, mengungkapkan, *”Kanker paru tetap menjadi pembunuh utama terkait kanker, dengan faktor risiko yang beragam—tembakau menjadi kontributor terbesar.”* Namun, FIRS menegaskan bahwa ancaman ini tidak hanya datang dari perokok aktif. Sekitar 25% kasus justru terjadi pada orang yang tidak pernah merokok.
Faktor Risiko yang Sering Diabaikan
Selain rokok, polusi udara—baik di luar maupun dalam ruangan—kini semakin diwaspadai, terutama di kota-kota dengan tingkat emisi tinggi. Partikel berbahaya seperti PM2.5 dapat merusak paru-paru jika terpapar dalam jangka panjang.
Tak hanya itu, gas radon, bahan kimia alami yang bisa merembes dari tanah ke bangunan, turut meningkatkan risiko. Pekerja di industri tertentu, seperti konstruksi dan pertambangan, juga rentan karena paparan asbestos, arsenik, atau debu silika.
Riwayat penyakit paru kronis seperti PPOK dan fibrosis paru, serta terapi radiasi di area dada, juga dapat memicu kanker paru di kemudian hari.
Skrining: Kunci Menyelamatkan Nyawa
Salah satu pesan utama Hari Kanker Paru Sedunia 2025 adalah pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan rutin, khususnya bagi kelompok berisiko. *”Semakin cepat kanker terdeteksi, semakin tinggi peluang kesembuhan,”* tegas Guy Marks, Presiden FIRS.
Di AS, rekomendasi skrining dengan CT-scan dosis rendah diberikan untuk orang berusia 50 tahun ke atas yang memiliki riwayat merokok. Gejala seperti batuk berkepanjangan, nyeri dada, atau penurunan berat badan tanpa sebab harus segera diperiksakan.
Lebih dari Sekadar Peringatan
Hari Kanker Paru Sedunia bukan hanya tentang angka, melainkan ajakan untuk bertindak. *”Siapa pun bisa terkena kanker paru. Deteksi dini adalah penyelamat hidup, dan kolaborasi kita bisa menciptakan perubahan,”* ujar Dr. Narang.
Melalui kampanye ini, tenaga medis, peneliti, penyintas, dan masyarakat diajak untuk meningkatkan kesadaran, menghapus stigma, dan mendorong pemeriksaan dini secara masif.