
Hadapi Mertua yang Menyebalkan? Ini Tips Bijak dari Psikolog
Menghadapi mertua yang perilakunya mengganggu memang bukan perkara mudah. Jika teguran datang dari orang lain, mungkin kita bisa langsung menyampaikan ketidaknyamanan. Namun, berbeda cerita jika yang dihadapi adalah ayah atau ibu pasangan. Menurut Adelia Octavia Siswoyo, M.Psi., psikolog klinis dewasa dari Jaga Batin Bandung, solusi terbaik adalah melibatkan pasangan sebagai perantara.
Kenapa Tidak Boleh Langsung Menegur Mertua?
1. Faktor Budaya yang Kuat
Adelia menjelaskan, meskipun keinginan untuk menegur mertua itu wajar, budaya Indonesia menempatkan hierarki keluarga sebagai hal yang sangat dijunjung. Orang tua dan mertua tetap dianggap memiliki otoritas, bahkan setelah anak mereka berkeluarga.
“Berbeda dengan budaya Barat yang cenderung lebih mandiri setelah dewasa, di Indonesia, menegur orang yang lebih tua—terutama dari luar keluarga inti—sering dianggap tidak sopan,” ujarnya.
2. Risiko Konflik yang Lebih Besar
Selain faktor budaya, teguran langsung dari menantu berpotensi memicu ketegangan. Mertua mungkin tersinggung karena merasa tidak pantas dinasihati oleh orang yang lebih muda atau bukan keluarga kandung.
“Bukan cuma konflik dengan mertua, tapi juga bisa berdampak pada hubungan dengan pasangan. Jika pasangan tidak terima cara kita menegur orang tuanya, pertengkaran rumah tangga bisa terjadi,” jelas Adelia.
Solusi Aman: Jadikan Pasangan Sebagai Perantara
Menurut Adelia, pasangan adalah pihak yang paling tepat untuk menyampaikan teguran kepada mertua. Sebagai anak kandung, mereka lebih paham cara berkomunikasi yang tepat dengan orang tuanya.
“Hubungan menantu dan mertua tidak selalu dekat sejak awal. Beda dengan pasangan yang sudah lama mengenal orang tuanya sendiri,” tambahnya.
Boleh Langsung Menegur, Asal…
Meski begitu, Adelia tidak menutup kemungkinan menantu bisa langsung menegur mertua—dengan syarat sudah berkoordinasi dengan pasangan.
“Jika suami-istri sudah sepakat, biasanya tidak masalah. Tapi, pastikan pasangan tahu cara dan nada bicara yang digunakan saat menegur, agar tidak menimbulkan salah paham,” sarannya.
Dengan pendekatan yang tepat, konflik dengan mertua bisa diminimalisir tanpa mengorbankan keharmonisan rumah tangga.