3 Kebiasaan Sepele Sehari-hari yang Memicu Rambut Rontok, No 1 Sering Diabaikan!

0 0
Read Time:2 Minute, 32 Second

Rambut rontok adalah bagian dari proses alami tubuh, tetapi waspadalah jika jumlahnya melebihi batas normal karena bisa menjadi indikasi masalah kesehatan yang lebih serius. Menurut Mona Gohara, MD, dokter kulit dan profesor klinis dermatologi di Fakultas Kedokteran Yale, dalam siklus rambut normal, sekitar 90% helai rambut berada dalam fase pertumbuhan, sedangkan 10% sisanya mengalami kerontokan. “Secara umum, rambut yang rontok sekitar 50–100 helai per hari masih tergolong normal. Namun, jika lebih dari itu, kemungkinan ada masalah yang perlu diperhatikan,” jelasnya, seperti dilansir dari *Prevention* pada Rabu (10/9/2025).

Apa saja penyebab rambut rontok?

Dari perawatan rambut yang salah sampai perubahan hormon

Rambut rontok normalnya 50–100 helai per hari. Jika lebih, bisa jadi tanda masalah serius. Simak kebiasaan yang bisa membuat rambut rontok berikut.
Kerontokan rambut berlebihan tidak selalu disebabkan oleh perawatan yang kurang tepat, melainkan juga bisa dipicu oleh berbagai kondisi medis seperti defisiensi vitamin, gangguan tiroid, atau penyakit autoimun. Untuk memastikan penyebabnya, dokter biasanya merekomendasikan pemeriksaan laboratorium.

Perubahan hormon juga berperan besar, terutama pada perempuan yang memasuki masa perimenopause atau menopause. Jessica Shepherd, MD, seorang ginekolog dan ahli menopause, menjelaskan bahwa penurunan hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan penipisan rambut. “Kondisi ini seringkali memengaruhi kepercayaan diri dan kualitas hidup, karena rambut rontok bisa terasa memalukan dan mengganggu,” ujarnya.

Jika faktor metabolik sudah dikesampingkan, kebiasaan sehari-hari sering menjadi penyebab utama. Berikut tiga kebiasaan yang dapat memicu kerontokan rambut.

3 Kebiasaan yang bisa membuat rambut rontok

1. Stres

Rambut rontok normalnya 50–100 helai per hari. Jika lebih, bisa jadi tanda masalah serius. Simak kebiasaan yang bisa membuat rambut rontok berikut.
Stres, baik fisik maupun emosional, dapat mengganggu siklus pertumbuhan rambut. Misalnya, stres berat akibat operasi atau kehilangan orang terdekat dapat mempercepat kerontokan. Kabar baiknya, rambut biasanya tumbuh kembali dalam beberapa bulan. Namun, jika tidak ada tanda-tanda pemulihan, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

2. Gaya dan produk perawatan rambut

Rambut rontok normalnya 50–100 helai per hari. Jika lebih, bisa jadi tanda masalah serius. Simak kebiasaan yang bisa membuat rambut rontok berikut.
Gaya rambut yang terlalu ketat, seperti kuncir kuda atau kepang, dapat merusak folikel rambut secara perlahan. Menurut Gohara, hal ini dapat menyebabkan *alopecia traksi*. Selain itu, penggunaan alat pemanas, bahan kimia, atau produk dengan kandungan sulfat dan alkohol yang berlebihan juga dapat melemahkan rambut. Shepherd menyarankan untuk memilih gaya rambut yang lebih longgar, mengurangi penggunaan alat styling, dan beralih ke produk perawatan yang lebih lembut.

3. Pola makan kurang seimbang

Rambut rontok normalnya 50–100 helai per hari. Jika lebih, bisa jadi tanda masalah serius. Simak kebiasaan yang bisa membuat rambut rontok berikut.
Nutrisi yang buruk, terutama akibat diet ketat atau penurunan berat badan drastis, dapat memicu *telogen effluvium*, yaitu kondisi di mana rambut rontok lebih cepat daripada pertumbuhannya. “Kekurangan vitamin D, folat, zat besi, atau vitamin B12 juga bisa menjadi penyebabnya,” kata Gohara. Oleh karena itu, pastikan asupan makanan mengandung protein, omega-3, biotin, serta vitamin C dan E untuk menjaga kesehatan rambut.

Rambut rontok, bisa pakai minoksidil?

Jika perawatan alami belum memberikan hasil, minoksidil bisa menjadi solusi. Gohara menjelaskan bahwa obat ini tersedia dalam bentuk topikal (oles) dan oral. Versi topikal lebih mudah didapat karena dijual bebas, sedangkan bentuk oral harus digunakan sesuai resep dokter. Namun, perlu diperhatikan bahwa minoksidil dapat menumbuhkan rambut di area yang terkena olesan, sehingga penggunaannya harus hati-hati. “Jangan berlebihan, karena bisa menyebabkan iritasi atau efek samping,” tegasnya.

Perlu diingat, efek minoksidil tidak permanen. Jika penggunaannya dihentikan, rambut bisa rontok kembali, terutama jika penyebabnya adalah faktor genetik. Namun, rambut yang tumbuh alami tanpa bantuan minoksidil—misalnya setelah berhenti menggunakan gaya rambut yang merusak—tidak akan mudah rontok.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Norma atau Kepura-puraan dalam Pergaulan Sehari-hari?

# “Bertopeng” di Tengah Keramaian: Ketika Sosialisasi Menjadi Pertunjukan Pernahkah kamu merasa harus “berpura-pura” saat berada di kantor atau menghadiri acara keluarga? Perilaku ini dikenal dalam psikologi sebagai masking—sebuah upaya…

Rasakan Sensasi Hidup & Gaya Barbie yang Magis!

Menjelajahi Dunia Barbie di Jakarta: Dari Dream House Hingga Laboratorium Sains Pernah membayangkan hidup dengan gaya Barbie? Kini, Anda bisa merasakan pengalaman tersebut di pameran *World of Barbie: Dreams Made…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Norma atau Kepura-puraan dalam Pergaulan Sehari-hari?

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 2 views
Norma atau Kepura-puraan dalam Pergaulan Sehari-hari?

Rasakan Sensasi Hidup & Gaya Barbie yang Magis!

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 2 views
Rasakan Sensasi Hidup & Gaya Barbie yang Magis!

Syarat & Cara Daftar Mudah!

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 1 views
Syarat & Cara Daftar Mudah!

Peluang Laskar Mataram Cetak Kejutan di Kandang Sendiri

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 2 views
Peluang Laskar Mataram Cetak Kejutan di Kandang Sendiri

Man City Hadapi Man United Tanpa Satu Penyerang Andalan

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 2 views
Man City Hadapi Man United Tanpa Satu Penyerang Andalan

Manuel Neuer Siap Comeback ke Timnas Jerman di Usia 39 Tahun, Tolak Pensiun Dini

  • By Admin
  • September 11, 2025
  • 3 views
Manuel Neuer Siap Comeback ke Timnas Jerman di Usia 39 Tahun, Tolak Pensiun Dini