
Di era digital, media sosial seperti Instagram tidak sekadar menjadi wadah berbagi momen, tetapi juga memengaruhi cara remaja memandang diri mereka sendiri. Konten yang terus bermunculan di layar ponsel sering kali membentuk standar kecantikan tak realistis, memicu ketidakpuasan terhadap citra tubuh dan berdampak pada kesejahteraan emosional.
Dampak Konten Media Sosial pada Citra Diri
Bagi banyak remaja, apa yang mereka lihat di Instagram perlahan menjadi patokan nilai diri. Konten yang fokus pada penampilan fisik tertentu—seperti tubuh langsing atau wajah sempurna—bisa memunculkan perbandingan yang merugikan. Alih-alih merasa percaya diri, mereka justru terjebak dalam lingkaran rasa tidak cukup baik.
Peran Algoritma dalam Memperburuk Masalah
Media sosial dirancang untuk menampilkan konten serupa dengan yang sering diklik atau ditonton pengguna. Jika seorang remaja kerap melihat konten tentang diet ekstrem atau kritik tubuh, algoritma akan terus “menyajikan” lebih banyak konten sejenis. Akibatnya, persepsi negatif terhadap diri sendiri semakin menguat.
Hasil Studi Meta: Kaitan Konten Negatif dan Perilaku Pengguna
Survei internal Meta terhadap lebih dari 1.000 remaja mengungkap pola menarik:
- Remaja yang tidak puas dengan tubuhnya cenderung lebih sering terpapar konten gangguan makan atau citra tubuh negatif.
- Mereka yang sudah merasa buruk tentang diri sendiri justru lebih mudah menemukan konten berisiko di Instagram.
Kekhawatiran yang Semakin Meningkat
Orang tua, remaja, dan ahli psikologi mulai menyuarakan keprihatinan. Mereka khawatir konten-konten tersebut dapat memperburuk kesehatan mental pengguna muda, bahkan memicu masalah seperti kecemasan atau gangguan makan.
Catatan Penting: Hubungan Bukan Berarti Sebab-Akibat
Meski studi ini menunjukkan korelasi, belum ada bukti pasti bahwa Instagram secara langsung menyebabkan perasaan negatif. Bisa jadi, remaja yang sudah tidak percaya diri memang secara aktif mencari konten yang mencerminkan perasaan mereka.
Intinya, artikel ini menggarisbawahi betapa paparan konten tertentu di media sosial dapat memengaruhi kepercayaan diri dan kestabilan emosi remaja. Tanpa disadari, apa yang tampak sebagai hiburan bisa berubah menjadi sumber tekanan tersembunyi.