Protein Hewani: Fondasi Penting untuk Pertumbuhan Optimal Anak
Seperti batu bata yang membentuk bangunan kokoh, protein hewani menjadi komponen vital dalam perkembangan fisik dan mental anak. Sumber nutrisi ini, seperti daging, ikan, telur, dan susu, tidak hanya memperkuat otot dan tulang tetapi juga mendukung fungsi otak serta kemampuan kognitif si kecil. Tak heran, dokter anak menganjurkan pemberian protein hewani sejak usia dini, tentu dengan tetap memperhatikan keseimbangan gizi secara menyeluruh.
Alasan Protein Hewani Lebih Unggul
Menurut dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, protein dari hewani lebih mudah diserap tubuh dibandingkan nabati. Hal ini sangat krusial mengingat anak berada dalam fase pertumbuhan yang pesat, baik secara fisik maupun perkembangan otak.
Banyak orang tua mengira bahwa sayuran saja sudah cukup memenuhi kebutuhan gizi anak. Namun, dr. Tiwi menekankan, “Itu keliru. Protein hewani wajib ada dalam menu harian.” Edukasi yang tepat tentang gizi sangat diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman ini.
Protein Hewani yang Terjangkau tapi Berkualitas
Tidak semua sumber protein hewani mahal. Beberapa pilihan ekonomis seperti telur, ikan kembung, lele, dan daging ayam tanpa lemak tetap kaya akan nutrisi penting. Untuk memaksimalkan manfaatnya, padukan dengan sayur dan buah yang mengandung vitamin C guna meningkatkan penyerapan zat besi.
Manfaat Protein Hewani bagi Anak
Protein hewani memberikan dampak positif yang luas, meliputi:
– Pertumbuhan Fisik: Mendukung peningkatan tinggi badan dan pembentukan massa otot.
– Perkembangan Otak: Kandungan zat besi dan vitamin B12 memperkuat daya konsentrasi dan kemampuan belajar.
– Pencegahan Anemia: Zat besi hewani lebih mudah diserap, mengurangi risiko kekurangan darah yang dapat menghambat perkembangan anak.
Peran Zat Besi dalam Kecerdasan Anak
Zat besi, salah satu komponen utama dalam protein hewani, berperan penting dalam pembentukan hemoglobin yang membawa oksigen ke otak. Kekurangannya dapat menyebabkan anak lemas, sulit fokus, bahkan memengaruhi kesehatan mental di kemudian hari.
“Zat besi sangat menentukan kemampuan belajar anak. Defisiensi zat besi bisa berdampak jangka panjang hingga dewasa,” jelas dr. Tiwi.
Keseimbangan Gizi yang Harus Diperhatikan
Meski protein hewani penting, asupan nutrisi lain seperti karbohidrat, lemak sehat, vitamin, dan mineral tetap diperlukan. Sumber karbohidrat seperti nasi, roti, atau umbi-umbian harus menjadi bagian dari menu harian. Orang tua juga disarankan memberikan contoh pola makan sehat, karena anak cenderung meniru kebiasaan keluarga.
Dengan kombinasi protein hewani yang cukup dan gizi seimbang, anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang sehat, aktif, dan cerdas.







