6 Tips Jitu Agar Anak Mau Bercerita pada Orangtua, Mulai dari Obrolan Ringan Sehari-hari

0 0
Read Time:2 Minute, 21 Second

# Membangun Kepercayaan dengan Anak: Rahasia Agar Si Kecil Mau Terbuka

Setiap orangtua tentu ingin anaknya merasa nyaman bercerita, berbagi perasaan, dan mempercayai mereka dalam berbagai situasi. Namun, kepercayaan tidak muncul begitu saja—ia harus dibangun melalui kebiasaan sehari-hari.

“Orangtua ingin menjadi sosok pertama yang didatangi anak saat menghadapi masalah, kebingungan, atau kegembiraan. Mereka ingin anak merasa aman untuk mengungkapkan apa pun,” jelas Kelsey Mora, ahli perkembangan anak dan konselor klinis.

Tapi, lanjutnya, kepercayaan tidak bisa dipaksakan hanya dengan sekadar mengatakan, *”Kamu bisa cerita sama aku.”* Orangtua perlu menunjukkan keterbukaan, kejujuran, dan menciptakan lingkungan yang mendukung agar anak benar-benar merasa nyaman.

Berikut enam strategi praktis yang bisa membantu orangtua membangun ikatan penuh kepercayaan dengan anak.

6 Langkah Membuat Anak Nyaman Bercerita

1. Biasakan Bicara Tentang Emosi

Menurut Mora, anak akan lebih mudah terbuka jika orangtua rutin membicarakan perasaan—tidak hanya saat ada masalah besar. Misalnya, dengan mengatakan, *”Ayah sedikit cemas nanti macet di jalan. Yuk, kita berangkat lebih awal biar tenang.”*

Dengan cara ini, anak belajar bahwa emosi adalah hal normal yang tak perlu ditutup-tutupi.

2. Jangan Lari dari Topik Sulit

Anak bisa merasakan ketika orangtua menghindari pembicaraan tertentu, seperti kematian atau perbedaan fisik seseorang. Jika dihindari, mereka justru menganggap topik itu tabu.

Sebaliknya, hadapi pertanyaan anak dengan jawaban jujur dan tenang. Ini membangun pemahaman bahwa tidak ada topik yang terlalu berat untuk dibicarakan bersama.

3. Akui Kesulitan Pribadi

Banyak orangtua kesulitan terbuka karena tidak dibiasakan sejak kecil. Namun, ini bukan halangan. Mulailah dengan kalimat seperti, *”Dulu Mama jarang cerita soal perasaan, tapi sekarang Mama ingin belajar lebih terbuka sama kamu.”*

Kejujuran semacam ini menunjukkan bahwa berbicara tentang emosi tidak harus sempurna—yang penting adalah usaha dan kehadiran.

4. Berbagi Cerita, Bukan Menginterogasi

Pertanyaan seperti *”Bagaimana harimu?”* sering dijawab singkat oleh anak. Mora menyarankan orangtua untuk lebih dulu bercerita tentang hari mereka.

Contohnya, *”Tadi di kantor ada masalah, tapi setelah minum teh, Ayah jadi lebih tenang.”* Dengan mendengar pengalaman orangtua, anak belajar merefleksikan perasaannya dan lebih termotivasi untuk berbagi.

5. Jadikan Kebiasaan

Komunikasi akan lebih alami jika menjadi bagian dari rutinitas. Salah satu caranya adalah permainan *”high-low-high”* saat makan malam—bercerita tentang momen terbaik, tersulit, dan hal positif lainnya hari itu.

Mora menyebut, bahkan balita pun bisa menikmati aktivitas ini.

6. Ajarkan Cara Mengelola Emosi

Selain mengungkapkan perasaan, anak juga perlu tahu cara menghadapinya. Misalnya, setelah mengakui kesal, orangtua bisa berkata, *”Kalau Ibu marah, Ibu tarik napas dulu biar lebih tenang.”*

Strategi sederhana ini membantu anak memahami bahwa emosi bisa diatasi dengan cara sehat.

Kepercayaan Dibangun dari Hal-Hal Kecil

Mora menegaskan, anak belajar dari apa yang mereka lihat dan dengar setiap hari. Jika ingin mereka terbuka dalam hal besar, orangtua harus konsisten membuktikan diri bisa dipercaya dalam momen-momen kecil.

Mendengarkan, mengakui perasaan anak, dan menjadi contoh adalah kunci menciptakan hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Related Posts

Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

Perbedaan Pendapat dengan Pasangan Bukan Selalu Pertanda Buruk, Ini Penjelasannya Konflik dalam hubungan asmara kerap dianggap sebagai tanda bahaya. Namun, menurut psikolog Mark Travers, berselisih paham dengan pasangan tidak selalu…

Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

Protein hewani memegang peran krusial dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama pada fase emas di bawah usia dua tahun. Nutrisi ini tidak hanya menjadi fondasi kesehatan, tetapi juga berpengaruh jangka…

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

You Missed

Liverpool Akan Bangkit Kembali, Hanya Perlu Kesabaran!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Liverpool Akan Bangkit Kembali, Hanya Perlu Kesabaran!

Man United Kalah Lagi, Fans Gagal Potong Rambut karena Nazar Gagal Terpenuhi

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Man United Kalah Lagi, Fans Gagal Potong Rambut karena Nazar Gagal Terpenuhi

Dominan, Dinamis, dan Tak Tertembus di Lapangan!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Dominan, Dinamis, dan Tak Tertembus di Lapangan!

Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Tanda Bahaya atau Justru Sehat? Cek Faktanya!

Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Gizi Optimal Tanpa Daging Mahal!

Leya Princy Bongkar Sisi Positif FOMO Belanja Brand Lokal yang Tak Banyak Diketahui

  • By Admin
  • November 2, 2025
  • 2 views
Leya Princy Bongkar Sisi Positif FOMO Belanja Brand Lokal yang Tak Banyak Diketahui