Kompres Air Hangat vs. Dingin untuk Anak Sakit: Mana yang Lebih Tepat?
Saat si kecil sakit, seperti demam atau mengalami cedera, orang tua sering dihadapkan pada pilihan: mengompres dengan air hangat atau dingin? Menurut dr. Rizky Amrullah Nasution, Sp.A, dokter spesialis anak, jawabannya tergantung pada kondisi dan tujuan pengobatan.
Kompres Hangat: Solusi Efektif untuk Demam
Kompres hangat membantu menurunkan demam dengan cara melebarkan pembuluh darah di kulit, sehingga panas tubuh bisa keluar lebih mudah.
– Suhu yang direkomendasikan: Gunakan air hangat suam kuku (sekitar 37–38°C), yang mendekati suhu tubuh normal agar aman dan efektif.
– Area pengompresan: Fokus pada lipatan tubuh seperti ketiak, paha, atau dahi.
– Perhatian khusus: Hindari air terlalu panas untuk mencegah iritasi atau luka bakar pada kulit anak.
– Tambahan penting: Pastikan anak minum cukup air untuk menghindari dehidrasi. Jika demam mencapai 38°C atau lebih, obat penurun panas bisa diberikan sesuai petunjuk dokter.
Kompres Dingin: Bantu Redakan Bengkak dan Nyeri
Berbeda dengan kompres hangat, kompres dingin bekerja dengan menyempitkan pembuluh darah, mengurangi aliran darah ke area yang cedera, sehingga bengkak dan nyeri berkurang.
– Cara penggunaan: Bungkus es dengan kain bersih atau handuk tipis sebelum ditempelkan ke kulit. Tempelkan selama 10–15 menit dan ulangi jika diperlukan.
– Kasus yang cocok: Efektif untuk pertolongan pertama pada benturan, terkilir, atau sakit mata.
Kesalahan yang Harus Dihindari
Dr. Rizky mengingatkan bahwa salah memilih jenis kompres justru bisa memperburuk kondisi. Misalnya:
– Mengompres anak demam dengan es dapat menyebabkan tubuh menggigil dan panas malah terperangkap.
– Menggunakan kompres hangat pada area bengkak justru memperparah pembengkakan.
Meski kompres bisa menjadi pertolongan pertama, segera bawa anak ke dokter jika gejala tidak membaik.







