FIFA Tegas Tolak Banding FAM, Hukuman untuk Tujuh Pemain Naturalisasi Tetap Ditegakkan
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) secara resmi mengukuhkan keputusannya untuk menolak permohonan banding dari Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Penolakan ini terkait kasus dugaan manipulasi dokumen dalam proses naturalisasi tujuh pemain nasional Malaysia.
Komite Banding FIFA menyatakan bahwa FAM dan ketujuh pemain tersebut terbukti melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA mengenai pemalsuan dan pengubahan dokumen. Akibatnya, sanksi berat pun dijatuhkan, baik kepada federasi maupun para pemain yang terlibat.
Tujuh pemain yang terkena hukuman adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel. Mereka masing-masing dihukum denda sebesar 2.000 CHF (sekitar Rp 41,8 juta) serta dilarang bermain selama satu tahun.
Sementara itu, FAM sendiri harus membayar denda sebesar 350.000 CHF (sekitar Rp 7,2 miliar). Keputusan ini diambil setelah FIFA melakukan pemeriksaan mendalam terhadap permohonan banding yang diajukan.
FAM Berencana Lanjut ke CAS
Menanggapi penolakan FIFA, FAM menyatakan akan meminta penjelasan resmi secara tertulis dari badan sepak bola dunia tersebut. Selain itu, federasi juga berencana membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) untuk memperjuangkan keputusan lebih lanjut.
Presiden FAM, Datuk Wira Mohd Yusoff Haji Mahadi, menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menyerah dan akan terus menggunakan segala jalur hukum yang tersedia meskipun banding pertama mereka tidak diterima.
Reaksi Publik: Kritik untuk FAM
Upaya FAM untuk mengajukan banding ke CAS justru mendapat tanggapan negatif dari banyak warganet Malaysia. Banyak yang menganggap langkah ini tidak efektif dan hanya membuang waktu serta anggaran.
Sejumlah komentar di media sosial menyoroti perlunya FAM untuk fokus pada pembenahan sistem sepak bola nasional alih-alih terus berharap pada keputusan pengadilan olahraga internasional.
Dengan keputusan FIFA ini, nasib ketujuh pemain naturalisasi tersebut di kancah sepak bola internasional menjadi tidak jelas, setidaknya hingga masa hukuman mereka selesai.





