
Masih Banyak yang Tak Sadar, Penyakit Jantung Rematik Sama Berbahayanya dengan Jantung Koroner
Meski tak sepopuler penyakit jantung koroner, penyakit jantung rematik ternyata tak kalah mengancam nyawa. Faktanya, masalah kesehatan ini bisa dipicu oleh hal sederhana seperti kurang menjaga kebersihan, terutama terkait infeksi saluran pernapasan atas.
Mengenal Penyakit Jantung Rematik
Apa Itu Penyakit Jantung Rematik?
Menurut dr. Aditya Agita Sembiring, Sp.JP(K) dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita, penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri spesifik bernama *Group A Streptococcus* (GAS). “Hanya bakteri inilah yang bisa memicu kondisi rematik,” tegasnya dalam keterangan di Jakarta Barat, Rabu (24/9/2025).
Dr. dr. Iwan Dakota, Sp.JP(K), MARS, Direktur Umum RSJPD Harapan Kita, menambahkan bahwa anak-anak juga berisiko. Jika infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) tidak ditangani dengan baik, kerusakan katup jantung bisa muncul saat mereka dewasa.
Penyebab Utama Penyakit Jantung Rematik
Bakteri GAS sebenarnya hidup di kulit manusia dan mudah masuk ke tubuh jika kebersihan diabaikan—misalnya, tidak mencuci tangan sebelum makan. Contoh sederhananya: saat seseorang menyantap gorengan tanpa membersihkan tangan terlebih dahulu, padahal bahan makanannya sudah higienis.
Awalnya, gejala yang muncul mungkin hanya batuk biasa. Namun, jika dibiarkan atau hanya diobati dengan obat warung, infeksi bisa berulang dan berkembang menjadi demam rematik. “Fase awalnya ISPA, lalu demam rematik, baru berujung pada penyakit jantung rematik,” jelas dr. Adit.
Bagaimana Infeksi Berubah Jadi Kerusakan Jantung?
Menurut Ditjen Keslan Kemenkes RI, demam rematik adalah peradangan yang menyerang jantung, sendi, dan jaringan lain. Infeksi tenggorokan akibat GAS yang tidak diobati memicu pembentukan antibodi. Sayangnya, struktur molekul katup jantung mirip dengan permukaan GAS, sehingga antibodi justru menyerang jantung—memicu peradangan dan kerusakan permanen.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Beberapa tanda kerusakan katup jantung meliputi:
– Nyeri dada
– Detak jantung tidak teratur atau terlalu cepat
– Sesak napas, bahkan saat beraktivitas ringan
– Kelelahan ekstrem
– Pusing hingga hampir pingsan
– Pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, atau perut
Gejala lain yang mungkin muncul:
– Nyeri sendi yang menjalar
– Suara bising dari jantung
– Ruam kulit
Pencegahan Sederhana yang Bisa Dilakukan
Kunci utama menghindari penyakit ini adalah menjaga kebersihan. “Cukup dengan mandi teratur, pakai alas kaki, dan cuci tangan sebelum makan, kita sudah melindungi jantung,” pesan dr. Adit.
Di tengah ketidakpastian, Kompas.com tetap berkomitmen menyajikan informasi akurat. Dapatkan update terkini dengan mengunduh aplikasi Kompas.com.