
Virus HPV: Dari Kutil Hingga Kanker, Kenali Jenis dan Bahayanya
*Human papillomavirus* (HPV) terdiri dari berbagai jenis, ada yang tergolong *low risk* (risiko rendah) dan *high risk* (risiko tinggi). Beberapa hanya menyebabkan kutil, sementara yang lain bisa berkembang diam-diam menjadi kanker.
“HPV memiliki lebih dari 200 tipe, terbagi menjadi *low risk* dan *high risk*. Tipe *low risk* menyebabkan kutil anogenital, sedangkan *high risk* dapat memicu kanker atau lesi pra-kanker,” jelas Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) dalam konferensi pers *Update Jadwal Kalender Imunisasi Dewasa Revaksinasi HPV* di Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025).
Sekitar 80% orang diperkirakan akan terinfeksi HPV dalam hidupnya, baik pria maupun wanita. Meski banyak kasus sembuh sendiri, sebagian lainnya dapat berkembang menjadi penyakit serius, mulai dari kutil kelamin hingga kanker.
HPV *Low Risk*: Penyebab Kutil Anogenital
HPV tipe *low risk* tidak menyebabkan kanker, tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. Contohnya HPV 6, 11, 40, 42, 43, dan 44, yang sering memicu munculnya kutil anogenital—benjolan kecil di area kelamin atau anus.
“Kutil akibat *low risk HPV* bisa muncul satu per satu. Namun, pada orang dengan daya tahan tubuh lemah, kutil bisa tumbuh banyak hingga menutupi anus. Kasus seperti ini memerlukan operasi, tidak cukup hanya dikauter,” ujar Dr. Sukamto.
Meski tidak fatal, kutil anogenital dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan mental penderitanya. Penyakit ini juga menular melalui hubungan seksual, sehingga perlu diwaspadai.
HPV *High Risk*: Pemicu Kanker yang Mematikan
Berbeda dengan tipe *low risk*, HPV *high risk* bersifat onkogenik dan dapat menyebabkan kanker. Beberapa jenis yang paling berbahaya antara lain HPV 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, dan 59.
“*High risk HPV* inilah yang memicu lesi pra-kanker hingga kanker. Kanker serviks adalah contoh nyata bagaimana HPV berkontribusi pada tingginya angka kematian perempuan di Indonesia,” tegas Dr. Sukamto.
Data di Indonesia menunjukkan bahwa HPV 16, 18, 52, dan 58 merupakan tipe *high risk* dengan prevalensi tertinggi pada lesi pra-kanker serviks. Selain kanker serviks, virus ini juga dapat menyebabkan kanker anus, vagina, vulva, penis, dan orofaring (tenggorokan). Artinya, HPV tidak hanya mengancam wanita, tetapi juga pria.
Vaksinasi: Langkah Efektif Cegah HPV
HPV sering kali tidak menimbulkan gejala hingga berkembang menjadi lesi pra-kanker, karena kemampuannya menghindari sistem imun. Vaksinasi menjadi solusi untuk membentuk kekebalan tubuh sebelum terpapar virus.
Dr. Sukamto menjelaskan bahwa vaksin HPV aman karena terbuat dari komponen L1-VLP (*virus-like particle*) yang tidak mengandung DNA. “Saat disuntikkan, antigen dalam vaksin akan merangsang sistem imun untuk mengenali virus, sehingga tubuh siap melawan jika terpapar di kemudian hari,” jelasnya.
Pemahaman tentang jenis HPV sangat penting agar masyarakat menyadari bahwa tidak semua HPV sama bahayanya, tetapi semuanya perlu diwaspadai. Vaksin HPV, terutama jenis *nonavalent*, dapat memberikan perlindungan lebih luas terhadap berbagai tipe virus berbahaya.
Dengan vaksinasi sejak dini, baik pria maupun wanita dapat terhindar dari risiko penyakit akibat HPV.