
70% Anak Indonesia Alami Keterlambatan Diagnosis Diabetes Tipe 1, Bahaya Ketoasidosis Mengintai
Tujuh dari sepuluh anak di bawah 18 tahun di Indonesia terlambat didiagnosis menderita diabetes tipe 1. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran serius di dunia kesehatan Tanah Air, mengingat risiko fatal yang mengancam jiwa jika tidak ditangani segera.
Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp.A, Subsp. End., FAAP FRCPI (Hon.), dokter spesialis Endokrinologi Anak di RSCM, mengungkapkan bahwa sebagian besar pasien baru terdeteksi ketika sudah mengalami ketoasidosis diabetik (KAD)—komplikasi berbahaya yang dapat berujung pada kematian.
Apa Itu Diabetes Tipe 1 pada Anak?
Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang dipengaruhi faktor genetik dan pola hidup, diabetes tipe 1 disebabkan oleh gangguan autoimun. Prof. Aman menambahkan, infeksi virus dapat memperburuk kondisi ini. Anak-anak dengan diabetes tipe 1 membutuhkan insulin seumur hidup untuk mengontrol kadar gula darah mereka.
Mengapa Diagnosis Sering Terlambat?
Di negara dengan sistem kesehatan maju, angka KAD biasanya di bawah 20%. Namun, di Indonesia, angkanya mencapai 70%. KAD terjadi ketika gula darah melonjak sangat tinggi, ditandai gejala seperti muntah, sesak napas, sakit perut, hingga penurunan kesadaran. Tanpa penanganan cepat, kondisi ini bisa berakibat fatal.
Prof. Aman menjelaskan, minimnya pemahaman masyarakat dan tenaga kesehatan tentang gejala diabetes tipe 1 menjadi penyebab utama keterlambatan diagnosis. “Pasien sering kali salah didiagnosis sebagai asma, usus buntu, atau pneumonia. Bahkan, ada kasus anak sampai dioperasi usus buntu, padahal sebenarnya menderita diabetes,” ujarnya.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Orang tua perlu mengenali tanda-tanda diabetes tipe 1 pada anak, antara lain:
- Sering haus dan buang air kecil berlebihan
- Penurunan berat badan tanpa penyebab jelas
- Mudah lelah dan lemas
- Nafsu makan meningkat, tetapi tubuh tetap kurus
Jika gejala tersebut muncul, segera bawa anak ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Upaya Peningkatan Kesadaran dan Penanganan
Prof. Aman menekankan pentingnya edukasi bagi tenaga kesehatan, terutama dokter umum, agar mampu mengenali dan menangani KAD dengan cepat. Selain itu, program Changing Diabetes in Children (CDiC) berupaya mendata anak-anak penderita diabetes di seluruh Indonesia, memberikan akses insulin, alat pemantau gula darah, serta pendampingan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dengan deteksi dini dan penanganan tepat, risiko komplikasi serius seperti KAD dapat diminimalisasi, menyelamatkan lebih banyak nyawa anak-anak Indonesia.