
Masjid Apung dari Botol Bekas di Cengkareng: Kuat, Stabil, dan Ramah Lingkungan
Di tengah aliran Kali Cengkareng, Jakarta Barat, berdiri sebuah masjid unik yang mengapung di atas air. Uniknya, bangunan ini seluruhnya terbuat dari botol plastik bekas, namun tetap kokoh dan mampu menampung sekitar 20 jamaah tanpa goyang.
Struktur Kokoh di Atas Air
Menurut Haidir (nama samaran), salah seorang petugas Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Badan Air Kecamatan Cengkareng, masjid berukuran 6×4 meter ini dibangun di atas *trash barrier*—alat penahan sampah di sungai. Desainnya menyerupai masjid asli, lengkap dengan pilar, dinding hijau, dan atap oranye berbentuk genting, semuanya terbuat dari botol plastik daur ulang.
Proses Pembuatan yang Panjang
Pengerjaan masjid ini memakan waktu hingga tiga bulan. Tim UPS yang sehari-hari bertugas mengumpulkan dan mengolah sampah di sungai secara bertahap merakitnya di sela waktu luang.
Langkah-langkah pembuatannya meliputi:
– Mengumpulkan dan memilah botol plastik berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna.
– Mencuci, mengeringkan, dan menutup rapat botol agar tetap mengapung saat dirakit.
Masih dalam Penyempurnaan
Meski sudah berdiri, masjid ini belum sepenuhnya selesai. Tim UPS masih terus menyempurnakannya untuk persiapan mengikuti lomba antar-tim UPS Badan Air se-Jakarta pada 27–28 September 2025.
Haidir berharap, inovasi ini bisa menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah plastik. “Kita ingin tunjukkan bahwa sampah plastik bisa diubah jadi sesuatu yang bermanfaat,” ujarnya.
Ke depan, masjid ini akan diuji coba mengapung dengan bantuan *speed boat* agar bisa tampil sempurna di atas air.